Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Mendagri ingatkan pemda tetap waspada meski inflasi terkendali
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 01:51:42【Kabar Kuliner】855 orang sudah membaca
PerkenalanMenteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. (ANTARA/HO-Kemendagri)Jakarta (ANTARA) - Menteri Dal

Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengingatkan kepada seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk tetap waspada meski inflasi masih dalam kategori terkendali.
Tito juga meminta pemda untuk segera mengambil langkah antisipatif agar inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.
“Inflasi masih dalam kategori terkendali, tapi perlu diwaspadai karena ada peningkatan di beberapa komoditas utama, terutama pangan,” ujar Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Kemendagri, Jakarta, Senin.
Tito menyampaikan tingkat inflasi nasional pada September 2025 meningkat dibanding bulan sebelumnya, yakni dari 2,31 persen menjadi 2,65 persen secara tahunan (year-on-year).
Sementara itu, inflasi bulanan (month-to-month) September 2025 terhadap Agustus 2025 tercatat naik menjadi 0,21 persen.
Kenaikan tersebut, kata Tito, terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Tito mengungkapkan kenaikan harga cabai merah dan daging ayam ras sebagai pemicu peningkatan inflasi pangan di berbagai daerah.
Menurutnya, 514 kabupaten/kota di Indonesia mengalami kenaikan harga cabai merah yang cukup signifikan. Ia menilai kenaikan harga cabai disebabkan oleh distribusi hasil panen yang belum optimal di sejumlah daerah penghasil.
Hal tersebut membuat pasokan ngak merata dan harga melonjak di beberapa wilayah.
“Masalahnya bukan di produksi, tapi di distribusi. Misalnya di Sumatera Utara, inflasi naik karena harga cabai merah tinggi, padahal pusat produksinya di Brastagi. Jadi,.perlu solusi agar distribusinya lebih lancar,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, Tito mendorong pemda menggerakkan masyarakat menanam cabai di komunitas dan rumah tangga. Cabai merah, kata Mendagri, merupakan tanaman mudah dibudidayakan dan cepat dipanen, bahkan bisa ditanam dalam polybagdi lorong-lorong kampung atau pekarangan rumah.
“Kalau masyarakat mau menanam cabai di komunitas masing-masing, hasilnya cepat dipanen dan bisa bantu menekan harga di pasar,” tuturnya.
Selain cabai merah, Tito juga menyoroti kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 189 daerah mencatat kenaikan harga daging ayam ras. Sementara, 192 daerah mengalami kenaikan harga telur ayam ras.
Menurut Tito, kenaikan harga ayam ras dipicu oleh kebijakan penyesuaian harga dari Kementerian Pertanian untuk melindungi peternak yang menghadapi peningkatan ongkos produksi.
“Kementerian Pertanian menaikkan sedikit harga ayam ras untuk melindungi peternak, karena mereka mengalami kenaikan ongkos produksi,” jelasnya.
Meski begitu, Tito menegaskan bahwa pemda tetap perlu mengawasi agar kenaikan harga ngak berlebihan. Kepala daerah diminta aktif memantau harga pasar dan menjaga kelancaran rantai pasok.
“Harga ayam boleh naik untuk melindungi peternak, tapi tetap harus terkendali. Jangan sampai kenaikannya menekan daya beli masyarakat,” kata Tito.
Sementara itu, data Kantor Staf Presiden (KSP) menunjukkan tren harga daging ayam ras relatif mendatar, meskipun masih sedikit di atas harga acuan pemerintah. Kondisi tersebut dinilai masih perlu diwaspadai agar ngak menekan inflasi pangan.
Untuk komoditas beras, Tito memastikan harga dan stok nasional stabil. Hanya 59 kabupaten/kota yang mencatat kenaikan harga beras, dan sebagian besar wilayah justru mengalami penurunan.
“Alhamdulillah, ketersediaan beras nasional cukup baik. Insya Allah sampai akhir tahun ngak perlu impor karena kita sedang menuju swasembada beras,” ungkapnya.
Tito juga mengingatkan kenaikan harga telur ayam ras perlu diantisipasi karena meningkatnya permintaan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan sektor industri rumahan seperti pembuat kue.
Ia menegaskan, sumber inflasi utama saat ini masih berasal dari tiga komoditas, yakni cabai merah, daging ayam ras, dan emas. Untuk itu, Tito meminta pemda bersama kementerian terkait bertindak cepat dan kolaboratif untuk menjaga stabilitas harga.
“Cabai bisa diatasi lewat gerakan menanam, ayam harus dijaga agar harganya stabil, dan untuk emas perlu kebijakan di tingkat pusat. Kalau tiga sektor ini kita kelola bersama, inflasi bisa tetap rendah,” kata Tito.
Baca juga: Mendagri minta pemda kendalikan harga pangan penyumbang inflasi
Baca juga: Mendagri ingatkan pemda efisiensikan belanja birokrasi
Suka(24)
Artikel Terkait
- Dari lokal ke global, UMKM Indonesia BISA Ekspor (bagian 2)
- BGN: Makan Bergizi Gratis capai 38,5 juta penerima jelang akhir 2025
- BGN: Makan Bergizi Gratis capai 38,5 juta penerima jelang akhir 2025
- BGN targetkan "zero" kasus dalam Program MBG dengan sejumlah inovasi
- Bank bjb perkuat peran dalam akselerasi investasi di Jawa Barat
- Penelitian: Manusia bergerak 40 kali lebih jauh dibanding semua satwa
- Pemprov Banten percepat pembangunan dapur MBG bagi jutaan pelajar
- Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
- Pemkab Jepara buka saluran pengaduan program MBG
- Bupati Banyuwangi ingatkan SPPG utamakan kualitas makanan program MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Dietisien ngak sarankan diet dengan hanya konsumsi buah

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun

Tokoh muda inspiratif Indonesia di Hari Sumpah Pemuda 2025

Tujuh aktivitas seru untuk ramaikan Halloween 2025

Pemprov DKI diminta beri penyuluhan kesehatan terkait cuaca panas

Dampak Luapan Banjir antara Stasiun Alastua

Pemerataan gizi masyarakat, 4 SPPG dibangun di wilayah terpencil Babel

Ini 11 penyakit yang dinyangakan ngak lolos syarat kesehatan jamaah haji