Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat

BGN sebut MBG jadi upaya pemerintah keluar dari middle

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:46:36【Sehat】003 orang sudah membaca

PerkenalanDirektur Penyediaan dan Penyaluran Makanan Bergizi Wilayah II Badan Gizi Nasional (BGN) Nurjaeni mem

BGN sebut MBG jadi upaya pemerintah keluar dari middle-income trap
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Makanan Bergizi Wilayah II Badan Gizi Nasional (BGN) Nurjaeni memberikan sambutan dalam Sustainable Development Annual Conference (SAC) 2025 di Jakarta, Kamis (23/10/2025). Nurjaeni mengangakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan strategi pemerintah agar Indonesia dapat keluar dari middle-income trap. ANTARA/Uyu Septiyati Liman

Jakarta (ANTARA) - Direktur Penyediaan dan Penyaluran Makanan Bergizi Wilayah II Badan Gizi Nasional (BGN) Nurjaeni mengangakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu strategi pemerintah agar Indonesia dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).

Ia menuturkan, melalui program tersebut pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan bonus demografi Indonesia dengan membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul, sehat, cerdas, dan produktif, yang diharapkan mampu memimpin Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi di masa depan.

“Harapannya kita bisa memanfaatkan bonus demografi ini menjadi kesempatan yang besar, yang baik, supaya kita keluar dari middle-income trap,” kata Nurjaeni dalam Sustainable Development Annual Conference (SAC) 2025 di Jakarta, Kamis.

Ia menyangakan, peningkatan kualitas gizi merupakan landasan penting dalam menyiapkan tenaga kerja produktif dan inovatif.

Ia mengangakan banyak negara maju sukses mencapai pertumbuhan tinggi bukan karena kekayaan sumber daya alam, tapi karena memiliki SDM unggul.

Baca juga: Pemkab Gorontalo targetkan 21 sekolah di daerah 3T jadi sasaran program MBG

“Kita tentunya harus memiliki SDM yang berkualitas. Kita bisa lihat contoh banyak negara maju yang ngak memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun bisa menjadi negara maju,” ujarnya.

Selain perbaikan gizi bagi generasi muda Indonesia, Nurjaeni menyampaikan bahwa pelaksanaan MBG juga dirancang sebagai penggerak ekonomi lokal.

Ia memberikan rincian, dari setiap Rp15 ribu yang dialokasikan per paket, sebanyak Rp10 ribu digunakan untuk membeli bahan pangan dari petani, nelayan, dan peternak lokal.

Sementara Rp3 ribu untuk operasional dapur pengolahan pangan dan upah tenaga kerja dari masyarakat sekitar, serta Rp2 ribu untuk investasi pembangunan dapur tersebut.

Pihaknya bekerja sama dengan berbagai UMKM lokal, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan Koperasi Desa dalam mengoptimalkan rantai pasok pangan lokal untuk program tersebut.

“Jadi, uangnya kembali ke masyarakat. Ini semangatnya selain untuk meningkatkan status gizi (generasi muda), kita juga ingin meningkatkan kesejahteraan (ekonomi) masyarakat terutama di daerah,” ucap Nurjaeni.

Baca juga: BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG
Baca juga: Ombudsman RI ungkap temuan pelaksanaan Program MBG di Ambon

Suka(27653)