Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat

BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:49:01【Sehat】215 orang sudah membaca

PerkenalanKepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krid

BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG
Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono (kedua kanan) dalam gelar wicara bertajuk "Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa melalui MBG" di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis (23/10/2025). ANTARA/Sean Filo Muhamad

Jakarta (ANTARA) - Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono menemukan adanya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menggunakantest kit secara salah dalam menyiapkan Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Saya sempat nonton feature dari salah satu SPPG sifat test kit-nya masih gebyah-uyah. Gebyah-uyah itu ya pokoknya satu jenis test kit ini dijalankan untuk semua jenis makanan," katanya dalam kegiatan gelar wicara bertajuk "Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa melalui MBG" di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis.

Satriyo menegaskan satu test kitngak dapat digunakan untuk makanan yang berbeda.

Di samping itu, ia menekankan penggunaan test kitpada makanan berbeda-beda, tergantung dengan jenisnya baik makanan berbentuk daging, ikan, dan lain sebagainya.

"Karena ikan ada histamin, kalau daging ngak ada histamin, berarti ada tes yang lain yang harusnya diterapkan," ujarnya.

Baca juga: BGN wajibkan SPPG masak dengan air galon guna cegah keracunan

Satriyo menyebut hal seperti ini memerlukan pengkajian lebih lanjut.

Ia melanjutkan, hal serupa juga perlu menjadi perhatian jika nanti ada cek analisis gizi, toksisitas, hingga keamanan rantai pasok.

Kemudian, Satriyo juga menekankan terkait masalah sampah makanan ataufood wastedari Program MBG ini.

"Beberapa sekolah menyiasati itu dengan silakan dibawa pulang kalau ngak mau dimakan atau ngak habis, tapi itu sebenarnya kan memindahkan saja food wasteitu dari awalnya terkonsentrasi di sekolah ke rumah. Padahal negara kita saat ini saja untuk case food wastedan food loss kita peringkat dua setelah Saudi Arabia," ungkap dia.

Oleh karena itu, Satriyo mendorong kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk lebih meningkatkan mutu dan kinerjanya, demi menjamin kualitas sajian MBG yang akan diberikan kepada anak Indonesia.

Baca juga: BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
Baca juga: Pemkab Gorontalo targetkan 21 sekolah di daerah 3T jadi sasaran program MBG

Suka(9856)