Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Cegah penyakit, pencantuman label peringatan produk tinggi GGL didesak
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 11:40:10【Kabar Kuliner】691 orang sudah membaca
PerkenalanProject Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani. ANTARA/Anita Permata DewiBerdasarkan data W

Berdasarkan data WHO tahun 2018, penyakit ngak menular seperti obesitas, diabetes melitus, dan hipertensi, telah menyumbang 73 persen penyebab kematian di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Organisasi nirlaba Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mendesak pemerintah untuk mewajibkan produsen produk makanan dan minuman agar mencantumkan label peringatan di depan kemasan produk tinggi gula, garam, dan lemak (GGL).
"Kami mendorong untuk label yang digunakan adalah label peringatan," kata Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani di Jakarta, Kamis.
Upaya tersebut bertujuan untuk mencipngakan lingkungan yang melindungi rakyat dari penyakit ngak menular.
Pasalnya, Indonesia saat ini menghadapi krisis kesehatan serius.
Baca juga: Kemenkes-Komdigi batasi iklan produk tinggi GGL cegah obesitas anak
Berdasarkan data WHO tahun 2018, penyakit ngak menular seperti obesitas, diabetes melitus, dan hipertensi, telah menyumbang 73 persen penyebab kematian di Indonesia.
CISDI menilai penggunaan label peringatan akan lebih efektif dalam menurunkan konsumsi produk makanan dan minuman ngak sehat dibandingkan dengan penggunaan label rangkuman.
"Dengan sistem label jenis rangkuman zat gizi pada gula, garam, lemak, itu yang justru bisa dikhawatirkan bisa membuat bingung konsumen. Apakah sebenarnya produknya tinggi gula atau tinggi garam atau lemak?" katanya.
Baca juga: Kemenkes dorong industri pangan kurangi kandungan GGL
Sebaliknya, dengan menggunakan label peringatan akan memudahkan masyarakat untuk memilih produk pangan siap saji yang sehat.
"Dalam label peringatan tinggi gula atau tinggi garam atau tinggi lemak, ketika produknya tinggi gula tapi rendah garam dan lemak, produk hanya mencantumkan tinggi gula. Ini lebih memudahkan ketika seseorang punya diet tertentu, misalnya orang diabetes harus rendah gula, atau hipertensi harus rendah garam," kata Nida Adzilah Auliani.
Baca juga: Kemenkes usulkan cukai produk mengandung gula, guna tekan obesitas
Suka(832)
Artikel Terkait
- Pemkot Bandarlampung sebut belum ada rekomendasi SLHS ke dapur MBG
 - Konsumsi gluten bagi yang alergi berisiko picu kerusakan pencernaan
 - Pemprov Jateng buka "hotline" aduan keracunan menu MBG
 - Galon polikarbonat ngak menyebabkan gangguan kehamilan dan diabetes
 - CreAsia Studio dan TrueVisions NOW Perluas Waralaba 'My Chef in Crime' ke Thailand
 - Dinkes Banjar: Hasil laboratorium keracunan MBG dari nasi kuning
 - Menteri P2MI lepas 600 pekerja ke Jepang, Korsel, Hong Kong, Taiwan
 - Dua tahun perang Gaza dalam statistik
 - SPPG Polsek Palmerah Jakbar uji coba penyajian menu MBG
 - Riset: Kril Antartika enggan konsumsi makanan bermikroplastik
 
Resep Populer
Rekomendasi

Polisi Jambi tetapkan dua WBP tersangka penyelundupan narkoba di Lapas

Legislator: UU Kepariwisataan tandai perubahan pembangunan pariwisata

Pemprov Jateng buka "hotline" aduan keracunan menu MBG

China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional

HMI: MBG dan antikorupsi jadi mesin penggerak ekonomi setahun Prabowo

China catat pertumbuhan konsumsi yang stabil di liburan Hari Nasional

Kenali gejala

Dana TKD dipangkas, Pemkot Solo tetap optimalkan pelayanan publik