Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep

131 dapur MBG di Kepri layani 388 ribu penerima manfaat

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:48:09【Resep】464 orang sudah membaca

PerkenalanArsip foto - Petugas SPPG sedang mengambil ompreng makanan untuk pengantaran di SPPG Belakangpadang

131 dapur MBG di Kepri layani 388 ribu penerima manfaat
Arsip foto - Petugas SPPG sedang mengambil ompreng makanan untuk pengantaran di SPPG Belakangpadang Batam, Kepri. ANTARA/Amandine Nadja.

Batam (ANTARA) - Di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) hingga Oktober 2025 tercatat telah terbentuk 131 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh kabupaten dan kota yang melayani 388.523 penerima manfaat.

Kepala Regional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kepri Anindita Ayu menjelaskan bahwa Batam menjadi wilayah dengan SPPG terbanyak yakni 85 dapur, kemudian Karimun 21 dapur, lalu Tanjungpinang (9), Bintan (8), Natuna (5), Anambas (2), dan Lingga (1).

“Total penerima manfaat mencapai 388.523 ribu dan akan terus bertambah. Program ini juga telah melibatkan 3.935 tenaga kerja lokal, dan ada 479 sekolah penerima manfaat,” katanya di Batam, Senin.

Anindita menjelaskan bahwa dari semua itu sebanyak 91 dapur telah beroperasi penuh, sementara sisanya masih menunggu pencairan dana untuk mulai berproduksi.

Baca juga: Prabowo: Kasus keracunan MBG masih dalam batas ilmiah

“Jumlah SPPG yang sudah terbentuk sebanyak 131, tapi yang sudah beroperasi saat ini ada 91 dapur. Sisanya akan segera berjalan setelah proses administrasi dan pendanaan selesai,” ujarnya.

Selain memastikan proses distribusi berjalan lancar, pihaknya juga menyoroti pentingnya pemenuhan standar higienitas di setiap dapur MBG dengan kewajiban memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).

“Saat ini semua SPPG masih dalam proses pengajuan SLHS. Beberapa daerah seperti Natuna dan Karimun harus mengirim sampel air dan makanan ke Batam untuk diuji. Jadi banyak yang harus mengantre untuk uji sampel,” ujar dia.

Anindita menambahkan, pelaksanaan MBG ngak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tapi juga pada peningkatan partisipasi masyarakat lokal melalui pengelolaan dapur, penyediaan bahan pangan, hingga keterlibatan usaha mikro setempat.

“Program ini memberi dampak ekonomi yang luas karena menyerap banyak tenaga kerja dan membuka peluang usaha baru,” tutupnya.

Baca juga: Kudus didukung 21 SPPG untuk program MBG
Baca juga: Perkuat kualitas MBG, Pemkab latih petugas penjamah makanan

Suka(696)