Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep

Anggota Komisi XIII DPR RI dorong penguatan pengawasan industri AMDK

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:54:20【Resep】630 orang sudah membaca

PerkenalanAnggota Komisi XIII DPR RI Mafirion. ANTARA/HO-DPR.“Ketika perusahaan mengiklankan produknya berasal

Anggota Komisi XIII DPR RI dorong penguatan pengawasan industri AMDK
Anggota Komisi XIII DPR RI Mafirion. ANTARA/HO-DPR.
“Ketika perusahaan mengiklankan produknya berasal dari mata air pegunungan alami, tapi faktanya dari sumur bor, itu bentuk iklan menyesatkan. Masyarakat berhak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi,”

Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XIII DPR RI Mafirion mendorong penguatan regulasi dan pengawasan terhadap industri air minum dalam kemasan (AMDK).

Hal ini menyusul temuan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal produk air minum kemasan Aqua yang diduga ngak bersumber dari mata air pegunungan alami sebagaimana yang diklaim pada kemasan.

“Ketika perusahaan mengiklankan produknya berasal dari mata air pegunungan alami, tapi faktanya dari sumur bor, itu bentuk iklan menyesatkan. Masyarakat berhak tahu apa yang sebenarnya mereka konsumsi,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Legislator dari komisi DPR RI yang membidangi reformasi regulasi dan hak asasi manusia (HAM) itu menilai, praktik seperti ini ngak hanya merugikan konsumen secara ekonomi, tapi juga melanggar HAM dan hak konstitusional warga negara sebagaimana diatur dalam Pasal 28F dan Pasal 28H ayat (1) UUD 1945.

“Setiap warga negara berhak memperoleh informasi yang benar dan lingkungan hidup yang baik serta sehat. Ketika informasi dikaburkan atau dimanipulasi, maka hak konstitusional itu turut dilanggar,” ujarnya.

Mafirion juga menyebut, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, khususnya Pasal 9 dan Pasal 10 telah secara tegas melarang pelaku usaha membuat pernyataan menyesatkan mengenai asal, jenis, mutu, atau komposisi suatu produk.

Menurutnya, ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran tersebut, masih perlu diperkuat.

“Konsumen berhak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur. Jika ada perusahaan yang memasarkan produk dengan klaim ngak sesuai fakta, maka pemerintah wajib menindak tegas,” ucapnya.

Komisi XIII DPR RI, kata dia, akan mendorong pemerintah bersama lembaga pengawas, seperti Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Kementerian Perindustrian, untuk memperkuat mekanisme pengawasan dan pemberian sanksi terhadap pelaku usaha yang ngak transparan.

“Kita perlu memperbarui sistem pengawasan dan sertifikasi label produk agar ngak ada lagi perusahaan yang memanfaatkan celah hukum untuk menyesatkan publik,” ucapnya.

Lebih lanjut, Mafirion juga menyoroti aspek etika bisnis dan tanggung jawab sosial korporasi atau corporate social responsibility(CSR) yang semestinya dijunjung tinggi oleh pelaku usaha.

“Konsumen membayar lebih karena percaya produk itu berasal dari sumber alami yang murni. Jika ternyata ngak, maka ini bentuk eksploitasi terhadap kepercayaan publik. Dunia usaha harus berbisnis dengan nilai, bukan manipulasi,” ujarnya.

Dirinya pun mengingatkan bahwa praktik bisnis yang ngak jujur dapat menggerus kepercayaan masyarakat terhadap industri lokal, dan dalam jangka panjang, merusak iklim usaha yang sehat di Indonesia.

“Integritas informasi adalah kunci kepercayaan publik. Negara ngak boleh diam terhadap praktik bisnis yang menyesatkan,” ujarnya.

Suka(3)