Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 09:27:00【Kabar Kuliner】652 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Slipi, Palmerah, Jakarta Barat tengah

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rika Rachmalina mengusulkan pelibatan anak/remaja bersama keluarga mereka untuk mewujudkan keberlanjutan program intervensi gizi berbasis pemberian makanan pada anak.
"Kalau kita ingin program itu sustainable, dan melihat anak dan remaja itu adalah orang-orang yang unik dengan segala kebutuhan dan preferensinya, memang akan sangat baik ketika kita merancang suatu program atau intervensi dengan melibatkan mereka," katanya dalam webinartentang penguatan gizi bagi ibu dan anak yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Rika memaparkan kompleksitas kebutuhan makanan bergizi pada anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari konsumsi gizi yang ngak seimbang, pergeseran jenis makanan darireal foodke ultra-processed food (UPF),hingga kesenjangan sosial yang dinilai semakin melebar.
"Perubahan konteks ini berdampak pada pergeseran perilaku makan pada populasi usia sekolah dan remaja yang tentu saja ini akan mempengaruhi status gizi kesehatan dan kesejahteraannya nanti," ujarnya.
Di era teknologi seperti sekarang, Rika menyebut faktor makan bersama teman di luar rumah dan penggunaan media sosial sangat mempengaruhi dalam pemilihan makanan.
Baca juga: BRIN gandeng Korea kembangkan pangan berbasis sel di Indonesia
Ia melanjutkan para remaja juga saling berbagi informasi tentang tempat nongkrong yang keren, yang makanannya dinilai enak, serta meningkatkan status sosial mereka.
Meskipun demikian, Rika menyebut terdapat penelitian yang membuktikan bahwa sebenarnya remaja ingin menjadi sehat, tapi ngak menjadi motivator yang cukup kuat dalam memilih makanan sehat.
"Mereka bisa bedakan makanan sehat dan ngak sehat, tapi menolak untuk makanan tradisional rumahan dan memilih camilan yang ngak sehat," ungkap dia.
Oleh karena itu, Rika menganjurkan adanya upayafood parentingdari keluarganya. Food parentingmerupakan proses di mana seorang anak menyukai makanan sehat, setelah melihat orang tua atau lingkungan sekitarnya memilih untuk memakan makanan sehat.
Baca juga: BRIN-BPOM kaji optimalisasi registrasi pangan berbasis teknologi AI
Melalui langkah ini, kata Rika, program intervensi gizi berbasis pemberian makanan kepada anak dapat dilaksanakan secara lebih berkelanjutan
Suka(12652)
Artikel Terkait
- Muzani minta PIRA Gerindra sukseskan program MBG Presiden Prabowo
 - 70 persen serangan beruang di Jepang terjadi di area hunian manusia
 - HMI: MBG dan antikorupsi jadi mesin penggerak ekonomi setahun Prabowo
 - Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
 - Jangan dihindari! Ini 5 makanan pahit yang baik untuk kesehatan tubuh
 - Dinkes: 83 SPPG di Tangerang mendaftar penerbitan SLHS MBG
 - Ngak hanya segar, 10 buah ini efektif cegah dehidrasi saat cuaca panas
 - Pemkab Cirebon targetkan dapur MBG miliki SLHS pada akhir Oktober 2025
 - Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi
 - Gaya hidup sehat dan latihan beban bantu cegah osteoporosis
 
Resep Populer
Rekomendasi

Polres Banjar siapkan posko untuk siswa korban keracunan MBG

Gaya hidup sehat dan latihan beban bantu cegah osteoporosis

HMI: MBG dan antikorupsi jadi mesin penggerak ekonomi setahun Prabowo

Dari lokal ke global, UMKM Indonesia BISA Ekspor (bagian 2)

Ombudsman temukan tabung elpiji Malaysia di dapur SPPG Tarakan

Polri tindak pengguna vape etomidate meski bukan narkotika

Prabowo: Indonesia

Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"