Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Kolaborasi MBG di Papua
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 15:19:25【Kabar Kuliner】957 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu peserta didik yang berasal dari sekolah di Jayapura menerima program MBG. ANTARA/Qadri P

Jayapura (ANTARA) - Program Makan Bergizi (MBG) di berbagai daerah di Papua menjadi langkah nyata pemerintah dalam mempercepat perbaikan gizi anak yang diwujudkan melalui kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Semua itu merupakan upaya mewujudkan generasi emas Indonesia dari Papua pada 2045.
Pemerintah menempatkan Papua sebagai salah satu daerah prioritas karena tantangan gizi yang dihadapi relatif berat dibandingkan wilayah lain.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Papua di angka 28,6 persen, lebih tinggi dibanding rata-rata nasional sebesar 21,5 persen.
Angka tersebut menunjukkan bahwa sekitar tiga dari 10 anak di Papua mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Karena itu, langkah perbaikan gizi di daerah ini harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Oleh sebab itu pemerintah memandang isu gizi ngak sekadar soal pangan, tapi menyangkut masa depan generasi yang kelak menjadi penopang pembangunan bangsa.
"Persoalan gizi di Papua bersifat kompleks dan masalah tersebut bukan hanya akibat kurang makan, tapi juga karena pola asuh, penyakit, dan kondisi lingkungan. Karena itu pendekatannya harus terpadu dan lintas sektor," kata Wakil Gubernur Papua Aryoko Rumaropen.
Untuk itu penguatan-penguatan kapasitas perlu dilakukan agar standar keamanan pangan, penyusunan menu seimbang, dan pemantauan tumbuh kembang anak menjadi satu hal yang dapat diperhatikan bersama.
Selain di sekolah, pendekatan berbasis komunitas juga dijalankan melalui dapur Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dapur dari pemerintah daerah yang dikelola oleh kader masyarakat dan difokuskan untuk melayani ibu hamil serta balita.
Program itu menekankan bahan makanan diambil dari hasil kebun dan laut setempat agar, sehingga menumbuhkan sikap mandiri dan berkelanjutan.
Menu-menu MBG dan PMT Dapur yang biasa disajikan berupa ikan kuah kuning, yang biasanya disajikan menggunakan nasi ataupun umbi-umbian, seperti singkong, serta dengan tambahan lauk tahu atau tempe.
Kemudian untuk sayur yang disajikan berupa sayur lilim atau kangkung, bunga pepaya, sedangkan untuk anak-anak di sekolah disajikan sayur tumis kangkung.
Selain itu menu yang sering disajikan juga ada ikan asar yang diolah menjadi ikan suir. Ikan tersebut diolah menjadi ikan suir manis, atau manis pedas serta ikan suir pedas. Biasanya disajikan dengan sayur kelor capur jagung muda.
Menu lainnya yang disediakan oleh SPPG adalah ikan mujair goreng yang dipadu dengan singkong (kasbi) atau petatas (ubi jalar) serta sayur labu siam.
12Tampilkan SemuaSuka(75569)
Artikel Terkait
- Trump sebut bantuan kemanusiaan mulai mengalir ke Gaza
 - Masyarakat lepas liar 20 ribu tukik di Paloh Kalbar
 - Khofifah optimistis integrated farming Pasuruan dongkrak produksi susu
 - Tingkatkan kualitas MBG, 300 peserta ikuti Pelatihan Penjamah Makanan
 - Mengatasi sentimen negatif isu beras dan membangun ketahanan pangan
 - Masyarakat lepas liar 20 ribu tukik di Paloh Kalbar
 - Kiat mengonsumsi ramen dengan pilihan lebih sehat
 - Bupati Banyuwangi ingatkan SPPG utamakan kualitas makanan program MBG
 - Kapolri resmikan 32 SPPG di Jateng dalam rangka dukung program MBG
 - Pemkab Bantul minta pedagang bakso cantumkan label halal
 
Resep Populer
Rekomendasi

Ahli gizi sebut zat besi penting bagi peningkatan performa olahraga

Bukan sekadar pesta kostum, ini sisi positif Halloween yang jarang diketahui

Dinkes Kota Malang: Penerbitan SLHS memperhatikan sejumlah indikator

Human Initiative distribusikan 216 tenda bagi warga Palestina

Menhan pastikan pembangunan Yonif Teritorial TP 821 berjalan baik

Hari ini Senin 27/10, On Time Performance Kereta Kembali Pulih

KAI pastikan pengembalian tiket 100 persen imbas banjir di Semarang

Realisasi investasi triwulan III di Sumut capai Rp42,36 triliun