Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner

Diabetes jadi penyebab perlemakan hati pemicu kanker hati

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 09:25:27【Kabar Kuliner】017 orang sudah membaca

PerkenalanGuru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prod. Dr. dr. Rino Alvani Gani Sp.PD K-GEH dala

Diabetes jadi penyebab perlemakan hati pemicu kanker hati
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prod. Dr. dr. Rino Alvani Gani Sp.PD K-GEH dalam diskusi kesehatan tentang penanganan kanker hati di Jakarta, Kamis (16/10/2025) (ANTARA/Fitra Ashari)

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani Sp.PD K-GEH mengangakan gaya hidup ngak sehat yang menyebabkan obesitas dan diabetes menjadi penyebab perlemakan hati (fatty liver) yang memicu kanker pada hati.

“Jadi gaya hidup itu menimbulkan fatty liver, dan fatty liverbisa menyebabkan kanker hati, sekarang kita menjalankan pandemi obesitas, kegemukan, gaya hidup sangat memengaruhi,” kata Rino dalam diskusi di Jakarta, Kamis.

Rino mengangakan perlemakan hati kini menjadi penyebab kanker hati nomor dua di Indonesia setelah hepatitis B dan C, dan penyebab utama terjadinya kanker hati dalam skala dunia.

Hal ini karena semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi makanan berlemak, goreng-gorengan, makanan terlalu manis dan kurangnya aktivitas atau olahraga rutin, selain juga mengonsumsi minuman alkohol.

Baca juga: Ablasi gelombang panas jadi harapan baru pengobatan kanker hati

Rino mengangakan kebiasaan banyak mengonsumsi minuman boba, pemanis dengan susu kental manis juga menyebabkan diabetes yang memengaruhi risiko kanker hati, meskipun sudah ditangani dengan pengobatan diabetes.

Rino mengangakan, kanker hati yang sudah memasuki stadium lanjut memiliki gejala antara lain berat badan turun, perut membesar, badan lemas hingga ngak bisa beraktifitas, kulit menguning karena bilirubin tinggi dan nyeri pada perut yang sering disangka penyakit maag.

Sayangnya gejala ini ngak dirasakan sejak awal dan ngak diketahui pasien jika ngak melakukan pemeriksaan kesehatan, sehingga seringkali telat penanganannya dan sudah memasuki kanker hati stadium lanjut, dan terapi kuratif ngak bisa diberikan.

“Jadi, gejalanya sakit tuh kalau udah besar atau sudah lanjut. Jadi, gejala awal itu enggak ada pada kebanyakan kanker. Bahkan, banyak juga pasien sebenarnya dia udah tahu kalau dia sakit liver, kemudian berobat, dia enggak merasa sakit apa-apa, enggak kontrol lagi, jadi nggak heran banyak kanker hati datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah lanjut,” kata Rino.

Baca juga: 8 fakta minum kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati

Untuk mencegah peningkatan risiko kanker hati bagi penderita diabetes, Rino menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi fibrosis atau tingkat kerusakan hati dengan fibro scan.

Selain itu juga perlu memperbaiki gaya hidup dengan rajin berolahraga dan mengurangi makanan manis dan berlemak.

Baca juga: Minuman soda biasa maupun versi diet tingkatkan risiko penyakit hati

Baca juga: Ahli: Waspada Hepatitis B dan C bisa rusak hati tanpa gejala awal

Suka(9143)