Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan

Nol kasus, IFSR: Solo catat prestasi terbaik Program MBG di Jateng

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 09:05:32【Tempat Makan】238 orang sudah membaca

PerkenalanIndonesia Food Security Review (IFSR) di Jakarta Pada Senin (13/10/2025) mengangakan Solo mencatatka

Nol kasus, IFSR: Solo catat prestasi terbaik Program MBG di Jateng
Indonesia Food Security Review (IFSR) di Jakarta Pada Senin (13/10/2025) mengangakan Solo mencatatkan prestasi yang baik dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena menjadi satu-satunya daerah di Jawa Tengah dengan catatan nol insiden hingga Oktober 2025. ANTARA/HO-IFSR
Solo ngak menunggu insiden baru bergerak. Mereka aktif memeriksa, memperbaiki, dan mendidik pelaksana MBG agar standar tetap terjaga. Ini pola pikir preventif yang langka di daerah lain

Jakarta (ANTARA) - Indonesia Food Security Review (IFSR) mengangakan Solo mencatatkan prestasi yang baik dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), karena menjadi satu-satunya daerah di Jawa Tengah dengan catatan nol insiden hingga Oktober 2025.

Menurut catatan IFSR, konsep MBG++ yang dijalankan di Solo bukan hanya soal penyediaan makanan sehat, tapi tentang membangun sistem sosial yang saling mengawasi dan saling mempercayai.

“Solo menunjukkan bahwa keberhasilan MBG bukan hanya hasil kebijakan pusat, tapi hasil kerja kolektif antara pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha lokal,” ujar General Secretary IFSR Isyraf Madjid di Jakarta pada Senin.

Salah satu kunci keberhasilan adalah keterlibatan aktif orang tua murid.

Ia menjelaskan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo secara rutin mengajak orang tua mengunjungi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar mereka mengenal para petugas dapur dan proses penyajian makanan anak-anaknya.

Baca juga: Pemkot Surakarta buka peluang keterlibatan masyarakat untuk MBG

Langkah ini pula memperkuat transparansi dan meningkatkan kepercayaan publik.

“Begitu orang tua tahu siapa yang memasak untuk anaknya, mereka merasa tenang sekaligus ikut menjaga kualitas. Di sisi lain pekerja SPPG pun lebih bersemangat karena merasa dihargai,” imbuhmya.

Untuk memastikan standar gizi dan estetika makanan, Pemkot Solo juga menerbitkan daftar menu standar MBG lengkap dengan foto penyajian. Menu disusun oleh ahli gizi bersama SPPG agar sesuai dengan standar biaya Badan Gizi Nasional (BGN) serta menggunakan bahan pangan lokal.

“Pendekatan ini sederhana tapi efektif. Visualisasi menu membuat semua SPPG memiliki panduan yang sama sehingga ngak ada perbedaan signifikan dalam rasa, porsi, dan tampilan. Anak-anak pun jadi lebih bersemangat makan,” jelas Isyraf.

Baca juga: Pemkot Bandung dan IFSR ujicoba makan siang gratis bagi pelajar

Selain dari sisi gizi, Pemkot Solo juga menata rantai pasok dengan memberdayakan pasar tradisional sebagai pemasok utama bahan pangan bagi SPPG. Langkah itu memperkuat ekonomi rakyat, sekaligus menjaga kesegaran bahan makanan.

“Ini yang disebut ekosistem lokal berdaulat pangan. Rantai pasoknya pendek, dampaknya langsung ke masyarakat,” ujarnya.

Untuk menjaga higienitas, pemkot melarang penjualan bahan pokok di pinggir jalan dan memperketat pengawasan pasar tradisional.

Dinas Ketahanan Pangan bersama Dinas Kesehatan rutin melakukan patroli dan uji bahan pangan.

Pendekatan jemput bola juga dilakukan untuk memastikan kepatuhan SLHS (Sertifikat Laik Higiene Sanitasi) di setiap dapur SPPG.

“Solo ngak menunggu insiden baru bergerak. Mereka aktif memeriksa, memperbaiki, dan mendidik pelaksana MBG agar standar tetap terjaga. Ini pola pikir preventif yang langka di daerah lain,” kata Isyraf.

Baca juga: SPPG Jatijajar jadi model dapur MBG inklusif dan peduli lingkungan

Pemkot juga mengatur jajanan di lingkungan sekolah agar siswa ngak tergoda makanan yang ngak sehat. Hanya pedagang yang lolos uji higienitas yang diperbolehkan berjualan. Di sisi lain, mobil uji Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) keliling disiapkan untuk memeriksa daging, telur, dan susu yang digunakan SPPG.

Sebagai bentuk penghargaan, Walikota Solo Respati Ardi menggagas Program Billboard of the Month sebagai ajang apresiasi publik bagi tim dapur dan menu terbaik.

Setiap bulan, foto SPPG teladan, SPPI berprestasi, dan menu kreatif ditampilkan di billboard strategis di seluruh kota.

“Langkah ini sangat humanis dan komunikatif. Mereka yang bekerja di balik layar akhirnya mendapat panggung. Yang viral jangan cuma yang salah, tapi juga yang berhasil,” kata Isyraf.

Menurutnya, keberhasilan Solo membuktikan implementasi MBG bisa berjalan aman, bergizi, dan membahagiakan bila ditopang dengan komunikasi sosial yang kuat.

“Solo adalah bukti nyata bahwa tata kelola gizi publik bisa disandingkan dengan kebanggaan warga. Ini bukan sekadar zero incident city, tapi model kota berdaulat gizi,” kata Isyraf.

Baca juga: SPPG yang lalai terhadap kualitas makanan harus dibenahi

Suka(1946)