Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca

Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:52:46【Resep Pembaca】510 orang sudah membaca

PerkenalanPembudidaya ikan nila di Farm Feed Cimahi, Sukabumi, Jawa Barat Abdullah Agus Salim memperlihatkan a

Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG
Pembudidaya ikan nila di Farm Feed Cimahi, Sukabumi, Jawa Barat Abdullah Agus Salim memperlihatkan aplikasi Banoo yang digunakan pembudidaya ikan untuk mengontrol ikan kolam melalui sensor, di acara Panen Raya Teknologi Digital Perikanan di Sukabumi, Rabu (15/10/2025) (ANTARA/Fitra Ashari)

Jakarta (ANTARA) - Pembudidaya ikan nila di Farm Feed Cimahi, Sukabumi, Jawa Barat Abdullah Agus Salim berharap produksi ikan yang menjadi komoditas daerah setempat dapat menjadi menu andalan di dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Kami sudah mencoba ke dapur-dapur lain untuk bisa memasarkan memang masih ada terkendala. Dapur sendiri ada yang belum menyetujui, dan memang ada yang menggunakan ikan lain juga. Tapi memang kita fokus di ikan nila untuk bisa memasarkan seluruh dapur," kata Agus ketika ditemui media saat acara Panen Raya Teknologi Digital Perikanan di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu.

Agus mengangakan per satu siklus atau tiga bulan, dapat menghasilkan sekitar 40 ton ikan nila. Saat ini kelompok budidayanya baru bisa menyuplai ke satu dapur MBG yang ada di Kabupaten Sukabumi dalam bentuk ikan fillet berukuran 300-500 gram.

Namun para pembudidaya ikan masih menghadapi kesulitan untuk menawarkan ke dapur MBG lainnya untuk memasukkan menu ikan nila menjadi menu wajib, ngak semudah ketika menawarkan daging ayam. Oleh karena itu, dia berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian khusus bagi komoditas unggulan di daerah.

Agus mengangakan budidaya ikan nila di Farm Feed, Cimahi, sudah mengadopsi teknologi microbubbleberbasis Internet of Things (IoT) yang dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air sehingga ikan selalu sehat dan bisa mencukupi kebutuhan produksi dan pasar yang membutuhkan.

Baca juga: Komdigi gunakan IoT untuk teknologi budidaya ikan di Sukabumi

Ia juga mengangakan dengan lingkungan air yang baik dapat menghasilkan ikan yang berkualitas ngak kalah dengan ikan-ikan dari produksi swasta.

"Pada kesempatan ini kita baru menyuplai satu dapur MBG yang dimana satu minggu sudah bisa diserap 400 kilogram ikan nila hidup. Ketika di filet ini hanya 33 persen kurang lebih hasilnya yang bisa diserap oleh dapur MBG," katanya.

Agus mengangakan dengan teknologi microbubblekualitas ikan juga meningkat dan memiliki bobot hampir mencapai satu kilo, sehingga ia optimis penggunaan teknologi baru bisa memungkinkan produksi bertambah untuk bisa dipasarkan termasuk menjadi bagian dalam menu program MBG.

Selain itu, produksi yang melimpah juga akan membuat pembudidaya ikan lebih mudah dan ngak perlu jauh-jauh untuk memasarkan ikan sebagai salah satu kebutuhan makanan masyarakat.

"Saya ingin melalui Komdigi ke pemerintah, agar menu wajib itu kita kebagian. Satu bulan, satu kali saja. Karena ketika nila saja bisa diserap satu bulan, satu kali, kemungkinan kalau 250 dapur di Sukabumi, sudah akan membutuhkan 80 ton per bulan, kami optimis ketika memang hari ini terus dikembangkan, hasilnya melimpah, dan penerimanya pun atau pasarnya pun ada," harap Agus.

Baca juga: KKP perkuat sektor industri budidaya udang nasional dari hulu

Dengan bimbingan teknis dan bantuan dari pemerintah ia berharap akan meningkatkan kualitas produksi sehingga bisa menghasilkan kesejahteraan bagi semua pembudidaya ikan.

Sementara itu menanggapi usulan Agus, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membantu pembudidaya ikan memasarkan hasil panennya, termasuk untuk dimasukkan ke menu wajib MBG di Sukabumi.

Baca juga: Kemkomdigi soroti manfaat PP Tunas dan MBG bagi kesehatan anak

Baca juga: Pemerintah tanggapi pemanfaatan AI untuk pembuatan iklan MBG

Suka(2978)