Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:44:47【Resep Pembaca】141 orang sudah membaca
PerkenalanPetugas memeriksa perlengkapan Koperasi Desa Merah Putih di gudang koperasi yang terlengak di Kantor

Dengan modal ide yang kuat, strategi yang tepat, serta komitmen serius dari semua pihak terkait, Koperasi Desa Merah Putih berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi rakyat yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai kearifan lok
Jakarta (ANTARA) - Koperasi telah lama menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong perekonomian masyarakat desa di Indonesia.
Sejak era kemerdekaan, koperasi diharapkan menjadi alat pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, khususnya di desa, agar terbentuk kemandirian dan kesejahteraan secara kolektif.
Namun demikian, fakta mencatat masih banyak koperasi yang berguguran dan gagal berperan maksimal, bahkan koperasi berskala besar sekalipun.
Fenomena ini menjadi peringatan bahwa masalah koperasi di Indonesia bukan semata-mata soal modal atau dana, melainkan lebih mendasar pada aspek manajemen, strategi, dan adaptasi terhadap tantangan zaman.
Gagasan untuk mendirikan dan mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) adalah upaya penting yang mempunyai makna strategis untuk memperkuat ekonomi desa yang selama ini belum bisa “lepas landas” secara signifikan.
Pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan untuk memperkuat pembiayaan hingga ratusan triliun rupiah dalam rangka menggerakkan KDMP.
Namun, faktanya pemberian dana besar saja ngak cukup menjamin keberhasilan. Terlebih di tengah dunia yang bergejolak cepat dan penuh kengakpastian, yang sering disimbolkan dengan istilah VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous).
Pengalaman historis memperlihatkan bahwa daya tahan koperasi sangat tergantung pada kekuatan aktor di dalamnya, sistem yang menopang, serta strategi yang digunakan.
Kisah sukses Rizwan Husin yang mengangkat Kopi Gayo melalui koperasi adalah contoh ideal bagaimana kompetensi inti, budaya lokal, dan kepemimpinan kuat mampu mencipngakan koperasi yang berkelanjutan dan kompetitif.
Sebaliknya, terdapat pula contoh koperasi besar seperti GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) yang dulu begitu dikenal, tapi kemudian tumbang dan kehilangan relevansi karena terbatasnya inovasi dan adaptasi dengan perubahan zaman.
Baca juga: Kemenkeu siapkan anggaran untuk pembangunan fisik Kopdes Merah Putih
Baca juga: Pemerintah sepakat mempercepat pembangunan fisik Kopdes Merah Putih
123Tampilkan SemuaSuka(2)
Artikel Terkait
- BGN sebut MBG telah serap satu juta tenaga kerja
 - Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak
 - Sekjen ARUN harap dapur MBG bisa jadi pusat pembelajaran gizi seimbang
 - Dinkes Pamekasan bina SPPG cara mencegah keracunan makanan
 - BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
 - Ngak hanya segar, 10 buah ini efektif cegah dehidrasi saat cuaca panas
 - Pakar nilai penguatan pengawasan dan kualitas gizi kunci sukses MBG
 - Bantu ojol, Polres Jakpus dirikan Rakyat Mart dan Rakyat Auto
 - Kalbar matangkan isu trategis jelang Sosek Malindo di Miri Malaysia
 - Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi
 
Resep Populer
Rekomendasi

BSI: Pembiayaan yang disalurkan ke UMKM sudah capai Rp52,01 triliun

BPKN siap panggil Aqua terkait dugaan sumber air dari sumur bor

Pemkot Banjarmasin: Puluhan siswa alami mual sebelum MBG dibagikan

Kemendag catat nilai transaksi UMKM BISA Ekspor capai Rp1,8 triliun

BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG

BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG

Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi

Pemkab Malang telusuri penyebab keracunan belasan pelajar Mts