Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca

Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:44:47【Resep Pembaca】141 orang sudah membaca

PerkenalanPetugas memeriksa perlengkapan Koperasi Desa Merah Putih di gudang koperasi yang terlengak di Kantor

Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih
Petugas memeriksa perlengkapan Koperasi Desa Merah Putih di gudang koperasi yang terlengak di Kantor Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/10/2025). Kementerian Koperasi akan mendorong pemanfaatan aset atau kekayaan desa guna meningkatkan jumlah gerai Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih yang hingga 7 Oktober 2025 telah mencapai 15.771 unit gerai. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU
Dengan modal ide yang kuat, strategi yang tepat, serta komitmen serius dari semua pihak terkait, Koperasi Desa Merah Putih berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi rakyat yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai kearifan lok

Jakarta (ANTARA) - Koperasi telah lama menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong perekonomian masyarakat desa di Indonesia.

Sejak era kemerdekaan, koperasi diharapkan menjadi alat pemberdayaan ekonomi rakyat kecil, khususnya di desa, agar terbentuk kemandirian dan kesejahteraan secara kolektif.

Namun demikian, fakta mencatat masih banyak koperasi yang berguguran dan gagal berperan maksimal, bahkan koperasi berskala besar sekalipun.

Fenomena ini menjadi peringatan bahwa masalah koperasi di Indonesia bukan semata-mata soal modal atau dana, melainkan lebih mendasar pada aspek manajemen, strategi, dan adaptasi terhadap tantangan zaman.

Gagasan untuk mendirikan dan mengembangkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) adalah upaya penting yang mempunyai makna strategis untuk memperkuat ekonomi desa yang selama ini belum bisa “lepas landas” secara signifikan.

Pemerintah, khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan untuk memperkuat pembiayaan hingga ratusan triliun rupiah dalam rangka menggerakkan KDMP.

Namun, faktanya pemberian dana besar saja ngak cukup menjamin keberhasilan. Terlebih di tengah dunia yang bergejolak cepat dan penuh kengakpastian, yang sering disimbolkan dengan istilah VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous).

Pengalaman historis memperlihatkan bahwa daya tahan koperasi sangat tergantung pada kekuatan aktor di dalamnya, sistem yang menopang, serta strategi yang digunakan.

Kisah sukses Rizwan Husin yang mengangkat Kopi Gayo melalui koperasi adalah contoh ideal bagaimana kompetensi inti, budaya lokal, dan kepemimpinan kuat mampu mencipngakan koperasi yang berkelanjutan dan kompetitif.

Sebaliknya, terdapat pula contoh koperasi besar seperti GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) yang dulu begitu dikenal, tapi kemudian tumbang dan kehilangan relevansi karena terbatasnya inovasi dan adaptasi dengan perubahan zaman.

Baca juga: Kemenkeu siapkan anggaran untuk pembangunan fisik Kopdes Merah Putih

Baca juga: Pemerintah sepakat mempercepat pembangunan fisik Kopdes Merah Putih

123Tampilkan Semua

Suka(2)