Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Gaya hidup modern picu lonjakan risiko diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:52:47【Kabar Kuliner】871 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Makanan cepat saji. ANTARA/SizukaJakarta (ANTARA) - Gaya hidup serba instan yang melekat

Jakarta (ANTARA) - Gaya hidup serba instan yang melekat pada masyarakat modern kini menjadi salah satu pemicu meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia, kata Spesialis Penyakit Dalam dr Timoteus Richard, Sp.PD di Gading Serpong.
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, kurang bergerak karena terlalu lama di depan layar, serta tidur larut malam, ternyata dapat memperbesar risiko terkena penyakit metabolik tersebut.
“Banyak pasien ngak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang olahraga, atau begadang karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes,” kata dr Timoteus dalam keterangannya pada Senin.
Menurutnya, makanan cepat saji umumnya tinggi kalori, gula, garam, dan lemak jenuh, namun miskin serat serta nutrisi penting. Jika dikonsumsi berlebihan, tubuh akan menyimpan energi berlebih sebagai lemak, terutama di perut, yang berujung pada resistensi insulin yang merupakan salah satu penyebab utama diabetes tipe 2.
Baca juga: 70 persen anak telat terdiagnosis diabetes tipe 1
Selain pola makan, penggunaan gadget yang berlebihan turut memperburuk kondisi. Aktivitas pasif akibat duduk terlalu lama membuat metabolisme tubuh melambat dan lemak menumpuk. Ditambah paparan layar sebelum tidur yang mengganggu kualitas istirahat, kondisi ini memicu peningkatan hormon stres yang dapat mengacaukan kadar gula darah.
Gejala awal diabetes kerap ngak disadari, seperti sering haus, mudah lelah, penurunan berat badan tanpa sebab, hingga luka yang sulit sembuh. Karena itu, dr Timoteus mengimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin agar penyakit dapat terdeteksi sejak dini.
“Diabetes sering kali berkembang tanpa gejala jelas. Dengan pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat, risiko komplikasi seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.
Ia menambahkan, perubahan kecil dalam rutinitas dapat memberi dampak besar terhadap pencegahan. Misalnya dengan membatasi konsumsi makanan cepat saji, mengatur waktu penggunaan gawai, berolahraga ringan minimal 30 menit per hari, serta tidur cukup 7–8 jam setiap malam.
Dengan langkah sederhana itu, masyarakat diharapkan lebih sadar bahwa kesehatan ngak hanya ditentukan oleh pengobatan, tapi juga oleh kebiasaan sehari-hari yang bijak dalam menghadapi gaya hidup modern.
Baca juga: Faktor gaya hidup lebih dominan penyebab anak diabetes tipe 2
Baca juga: Konsumsi makanan manis berlebihan bisa jadi tanda masalah kesehatan
Baca juga: Paparan cahaya terang di malam hari tingkatkan risiko terkena diabetes
Suka(13)
Artikel Terkait
- Pakar IPB paparkan nutrisi susu untuk tingkatkan gizi pada Program MBG
 - Pemerintah: Ekspor udang ke AS wajib bersertifikat bebas radioaktif
 - Wagub: Sudah terbangun 2.600 SPPG di Jabar, capai 55 persen target
 - Pemkab Bogor mantapkan infrastruktur dan sertifikasi dapur MBG
 - Ditjenpas pastikan Lapas Gunung Sitoli telah kondusif pascaricuh
 - Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia
 - Dietisien rekomendasikan konsumsi jus buah cukup satu gelas per hari
 - BGN datangkan ahli gizi dari daerah lain untuk SPPG di Manokwari
 - Menko Polkam: Negara kondusif selama setahun kepemimpinan Prabowo
 - Satgas MBG Banjar: Olah menu sesuai petunjuk guna cegah keracunan
 
Resep Populer
Rekomendasi

Dana TKD dipangkas, Pemkot Solo tetap optimalkan pelayanan publik

SPPG Tulungagung dihentikan sementara usai insiden keracunan massal

Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia

PBB: Peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza berjalan baik

Kolaborasi lintas sektor kunci keberhasilan MBG

Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia

Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia

Jabar targetkan perluasan pasar lewat West Java Expo 2025