Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat

Kemendes: Kebutuhan Makan Bergizi Gratis diharapkan disuplai dari desa

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-08 22:37:31【Sehat】817 orang sudah membaca

PerkenalanPekerja menyiapkan paket makanan untuk program makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan

Kemendes: Kebutuhan Makan Bergizi Gratis diharapkan disuplai dari desa
Pekerja menyiapkan paket makanan untuk program makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jebres yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Solo, Jawa Tengah, Rabu (8/10/2025). Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C.I/4202/2025 tentang Percepatan Penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bahwa setiap SPPG wajib memiliki SLHS sebagai bentuk kepatuhan terhadap standar higiene dan sanitasi. ANTARAFOTO/Maulana Surya/bar. ANTARA FOTO/Maulana Surya.

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menyampaikan bahwa pemerintah berharap kebutuhan bahan baku makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) disuplai langsung dari desa.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal Kemendes PDT Agustomi Masik, hal itu bernilai penting untuk dilakukan demi memperkuat ekonomi lokal sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Baca juga: SD Negeri OO3 Penajam ajarkan kemandirian lewat program MBG

“Dengan adanya MBG, kebutuhan-kebutuhan MBG itu diharapkan disuplai dari desa itu sendiri atau dari desa sekitarnya. Sehingga, dengan program-program seperti itu, ekonomi desa itu ngak bocor. Ini betul-betul, kemudian berputar di desa, sehingga kesejahteraan saudara-saudara kita di desa itu meningkat,” kata Agustomi saat menjadi narasumber dalam Workshop Evaluasi Kinerja Kader Pembangunan Manusia Tahun Anggaran 2025, seperti diikuti di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, selama ini ekonomi desa kerap “bocor” atau ngak benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat desa, karena hasil produksi di desa lebih banyak dikonsumsi ke luar desa.

Sejalan dengan itu, Agustomi memandang program MBG menjadi momentum agar hasil produksi desa bisa terserap langsung di tingkat lokal.

Ia menjelaskan konsep MBG sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat rantai produksi di desa. Dengan memanfaatkan sumber pangan lokal, masyarakat desa ngak hanya menjadi penerima manfaat program, tapi juga aktor utama dalam penyediaan bahan baku.

Agustomi menambahkan MBG harus dipandang lebih luas, bukan hanya program gizi, melainkan juga sebagai instrumen pembangunan desa terpadu yang melibatkan sektor ekonomi, pertanian, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat.

Ia mencontohkan Koperasi Desa Merah Putih dapat mengambil peran untuk membuat desa menjadi penyuplai bahan baku Makan Bergizi Gratis.

Sebelumnya, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT), Yandri Susanto mengingatkan pemerintah desa dan pihak terkait lainnya agar ngak membiarkan desa hanya menjadi penonton pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.

Baca juga: 368 siswa SDN 5 Mataram terima MBG

Baca juga: Kesempatan edukasi bahan makanan dengan MBG Sekolah Luar Biasa Batam

"Saya sudah sampaikan di mana-mana setiap kunjungan saya dan bahkan saya ngak tinggal di hotel, saya selalu tinggal di desa-desa, saya bilang jangan sampai desa ini menjadi penonton, jangan sampai desa ini menjadi sekadar penikmat makan siang bergizi," kata Yandri.

Ia menegaskan desa harus mampu menjadi pemasok bahan pangan dalam program yang diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.

Suka(378)