Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Polres Lombok Timur usut penyebab keracunan pelajar setelah santap MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 09:23:50【Kabar Kuliner】216 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Satreskrim Polres Lombok Timur, Provinsi NTB saat melakukan pengecekkan dapur MBG pasca kasu

kita sudah turun cek ke dapur untuk mengambil sampel dan melakukan penyelidikan
Mataram (ANTARA) - Polres Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendalami kasus dugaan keracunan massal terhadap para pelajar yang diduga terjadi setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Pringgabaya.
"Kasus dugaan keracunan ini kami atensi. Hari ini anggota sedang cek kondisi pasien yang ada di Puskesmas Batuyang," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Timur AKP I Made Dharma Yulia Putra di Lombok Timur, Selasa.
Ia mengangakan hasil pengecekan kepada pasien bahwa benar pasien mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari MBG.
"Setelah mengonsumsi MBG, pasien tiba-tiba muntah dan mual-mual," katanya.
Orang tua pasien yang melihat anaknya muntah, menurut Dharma, langsung membawa ke puskesmas. Setelah tiba di puskesmas, kemudian bukan hanya satu atau dua orang anak - anak dari sekolah yang sama datang ke puskesmas, tapi puluhan anak langsung mendapatkan perawatan dari puskesmas.
"Sejak kejadian itu, sudah kita mengumpulkan keterangan dari pihak pasien," ujarnya.
Baca juga: BGN terapkan prinsip zero defect ala pandemi untuk MBG
Dengan adanya keterangan dari pasien ini lanjutnya, kemudian pihaknya akan melakukan pengecekan kepada dapur yang ada di Lombok Timur.
"Kemarin kita sudah turun cek ke dapur untuk mengambil sampel dan melakukan penyelidikan," katanya.
Sebelumnya, sejumlah siswa di beberapa sekolah di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, mengalami gejala mual, muntah, dan diare diduga setelah mengonsumsi makanan dari program MBG (17/10).
Akibat kejadian tersebut, beberapa siswa terpaksa dilarikan ke Puskesmas Batuyang untuk mendapatkan perawatan medis. Sebagian di antaranya bahkan sempat menjalani infus karena kondisi tubuh yang lemah.
Kepala Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Berbagi Mulia Pringgabaya, Eka Suryana, Sabtu, membenarkan adanya kejadian tersebut dan mengangakan bahwa pihaknya sedang melakukan pengecekan langsung di lapangan.
“Kami masih melakukan pendataan dan belum bisa memastikan jumlah pasti berapa siswa yang terdampak,” ujarnya.
Suka(8714)
Artikel Terkait
- PBB catat peningkatan kecepatan pengiriman bantuan di Gaza
 - Pemprov DKI harus jaga sanitasi kota terutama saat musim hujan
 - Tragedi di kuil India selatan: 9 tewas dalam kerumunan padat massa
 - Menkomdigi: Indonesia negara kedua di dunia yang batasi anak bermedsos
 - Kasus DBD di Jakbar jadi yang tertinggi di DKI
 - Bertemu Presiden Korsel Lee, Prabowo puji K
 - Menkomdigi: Indonesia negara kedua di dunia yang batasi anak bermedsos
 - BI bangun tugu uang rupiah tiga dimensi di Bali
 - Babel perketat pemantauan penerapan SOP dapur SPPG
 - Perempuan salah satu pilar keberhasilan Program MBG
 
Resep Populer
Rekomendasi

Bruno Fernandes bertekad perbaiki tendangan penalti

Di hadapan Presiden Lee, Prabowo cerita Indonesia gandrungi K

Isaiah Hartenstein raih penghargaan Bob Lanier Community Assist

Kemarin, alasan penerbitan PP 38/2025 hingga anggota DPR nonaktif

Pemkab Bangka Barat resmikan dapur SPPG Mentok

Harga emas UBS

BGN sosialisasikan revisi penerima MBG

Puluhan calon relawan SPPG di OKU jalani tes kesehatan