Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Hari pangan dunia untuk Asta Cita
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:44:00【Sehat】846 orang sudah membaca
PerkenalanPetani memisahkan butiran padi saat panen di persawahan Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/10

Peringatan hari pangan dunia dapat menjadi momentum mensinergikan berbagai program Asta Cita yang berhubungan dengan pangan menjadi ekosistem ekonomi pangan yang kuat.
Jakarta (ANTARA) - Hari Pangan Dunia (World Food Day) diperingati setiap tahun pada 16 Oktober yang bertepatan dengan terbentuknya Food and Agriculture Organization (FAO) pada 1945.
Peringatan hari pangan dunia pada tahun ini terasa semakin relevan bagi Indonesia karena di bawah pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, isu pangan kembali menjadi fokus strategis nasional.
Prabowo-Gibran membuat berbagai program besar yang diarahkan untuk memperkuat kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
Tentu semua sepakat, di tengah semangat besar itu, Hari Pangan Dunia bukan hanya soal perayaan capaian atau program pemerintah, melainkan saat untuk merenungkan kembali makna “pangan” sebagai hak dasar setiap warga negara: hak untuk memperoleh pangan yang cukup, bergizi, terjangkau, dan berkelanjutan tanpa mengorbankan kelestarian sumber daya alam serta kesejahteraan petani.
Baca juga: Mentan dorong PTPN jadi motor pembangunan pertanian-kedaulatan pangan
Serap gabah
Salah satu program utama yang sejak tahun lalu digencarkan adalah penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog. Kebijakan ini patut diacungi jempol dengan sejumlah catatan.
Serap gabah sejatinya langkah strategis untuk memastikan harga dasar gabah ngak jatuh di saat panen raya, ketika pasokan melimpah dan pasar cenderung melemah. Selama ini, fluktuasi harga gabah sering kali membuat petani berada pada posisi paling rentan dalam rantai pasok pangan.
Pada 2025, program serap gabah Perum Bulog mencatat penyerapan sangat signifikan, mencapai 1,88 juta ton gabah hingga Mei 2025.
Angka ini diklaim tertinggi dalam sejarah Perum Bulog. Kebijakan yang mendasari program ini meliputi penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram untuk Gabah Kering Panen (GKP) tanpa syarat kualitas berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 6/2025. Pemerintah memiliki target serapan gabah setara 3 juta ton beras.
Program ini tentu disambut baik petani. Kebijakan pemerintah jelas, berpihak pada petani. Ini dianggap kebijakan yang paling menguntungkan petani pada beberapa era ini.
Namun, harus diakui sebetulnya Perum Bulog berpotensi "babak belur". Karena itu, pemerintah harus melakukan penguatan Bulog agar keberlanjutan Perum Bulog ngak terancam.
Pemerintah harus menyiapkan gudang-gudang Bulog dan peralatan untuk memisahkan gabah berdasarkan kualitas yang telah ditetapkan serta ruang simpan yang mampu menjaga kualitas gabah dan beras.
Hal yang ngak kalah penting adalah pemerintah harus memberi jalan keluar yang legal (outlet) untuk distribusi gabah/beras agar terjadi sirkulasi yang lancar arus keluar masuk gabah/beras di Bulog.
Jika hal ini ngak dilakukan, maka Perum Bulog seperti manusia yang terus menerus makan dan minum tapi sulit buang air kecil, kentut, dan buang air besar. Perut kembung.
Baca juga: Bulog tegaskan komitmen serap gabah demi lindungi petani dan jaga stok
123Tampilkan SemuaSuka(71231)
Artikel Terkait
- Bea Cukai perketat pengawasan cegah masuknya durian ilegal Malaysia
 - Ahli gizi dorong masyarakat kembali ke pola makan tradisional Asia
 - Pemprov Lampung efektifkan program nasional sejahterakan masyarakat
 - Gastrodiplomasi lewat cilok dan seblak
 - Danantara terbuka untuk investasi dari pengusaha dan investor Brazil
 - Hindari keracunan, kapolri instruksikan pengawasan MBG diperketat
 - SPPG Margomulyo andalkan pasokan petani dan usaha lokal untuk MBG
 - Bantuan meningkat, penjarahan truk bantuan di Gaza turun drastis
 - Ini yang terjadi jika makan cokelat sebelum tidur
 - Bantuan meningkat, penjarahan truk bantuan di Gaza turun drastis
 
Resep Populer
Rekomendasi

BPKN siap panggil Aqua terkait dugaan sumber air dari sumur bor

Dinkes Kalsel pastikan keamanan pangan Program MBG

Hidung Sering Berair (Meler)? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bangladesh, WFP berkomitmen tingkatkan pendanaan pengungsi Rohingya

BRIN usulkan pelibatan keluarga untuk keberlanjutan intervensi pangan

Produk biji

Kemenag: Sertifikat halal dorong kepercayaan konsumen dan daya saing

Dinkes DKI lakukan monev pantau kasus COVID dan ISPA