Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 01:21:09【Tempat Makan】785 orang sudah membaca
PerkenalanIlustrasi - Seorang perempuan dengan kulit wajah yang sehat. Pexels/Shiny Diamond.Jakarta (ANTARA) -

Jakarta (ANTARA) - Paparan sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti membantu pembentukan vitamin D dan menjaga kesehatan tulang.
Akan tapi, paparan yang berlebihan terhadap sinar ultraviolet (UV) dari matahari juga dapat menimbulkan risiko kesehatan, salah satunya adalah sunburnatau peradangan kulit akibat terbakar sinar matahari.
Kondisi ini sering kali dianggap sepele, padahal dampaknya bisa sangat parah jika ngak ditangani dengan baik.
Baca juga: Serba serbi berjemur yang aman
Apa itu sunburn?
Sunburnadalah kondisi kulit yang mengalami peradangan akibat terlalu lama terpapar sinar ultraviolet (UV), baik dari sinar matahari atau sinar buatan dari mesin (sinar UVA dan UVB).
Radiasi UV ini dapat merusak lapisan luar dan tengah kulit (epidermis), yang kemudian memicu reaksi peradangan.
Dalam kasus ringan, sunburnakan menimbulkan rasa perih seperti terbakar. Kulit akan terasa sakit jika tersentuh atau bergesekan dengan pakaian.
Kondisi kulit juga terlihat memerah dan belang, pembengkakan ringan, melepuh, hingga kulit mengelupas.
Selain risiko kerusakan kulit, sunburnjuga dapat mengalami gejala sakit kepala hebat, deman, sakit mata, kelelahan, hingga mual dan muntah.
Sementara, pada tingkat yang lebih parah, bisa terjadi risiko yang lebih serius, seperti penuaan dini (photoaging) dan kanker kulit, seperti melanoma, karsinoma sel skuamosa (SCC), dan karsinoma sel basal (BCC).
Gejala sunburnbiasanya akan terasa setelah 4 jam terpapar sinar matahari. Kemudian, puncak rasa sakit pada kulit akan timbul sekitar 24 jam.
Baca juga: Cara pulihkan kulit "belang" akibat terbakar sinar matahari
Penyebab dan faktor risiko sunburn
Sunburnterjadi ketika jumlah radiasi UV yang diterima kulit melebihi kemampuan alami kulit untuk melindungi diri.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami sunburnantara lain:
1. Berada di bawah paparan matahari dengan durasi yang lama dan tingginya intensitas UV.
2. Berada di luar ruangan sekitar pukul 10.00-16.00. Waktu tersebut merupakan periode ketika indeks UV biasanya paling tinggi.
3. Berada sangat lama di lingkungan pantai, dataran tinggi, dan permukaan yang dapat memantulkan sinar ke kulit.
4. Memiliki tipe kulit terang atau kondisi kulit yang kekurangan melanin (albinisme).
5. Konsumsi obat-obatan yang dapat memicu kulit sensitif terhadap sinar matahari (antibiotik, retinoid, diuretik), penggunaan tanning bed, hingga kondisi atmosfer (misalnya penipisan ozon).
Baca juga: Dokter RSPI beri kiat hindari "heat stroke" memasuki musim kemarau
Penanganan gejala risiko sunburn
Secara umum, gejala dan risiko sunburnakan membaik selama 7 hari. Namun, penanganan dan perawatan kulit tetap perlu diterapkan.
Saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari ketika intensitas sinar ultraviolet (UV) sedang tinggi, gunakan pakaian tertutup untuk melindungi kulit dari paparan.
Untuk mengatasi kulit yang terbakar akibat sinar matahari, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah segera mencari tempat teduh dan menghindari paparan sinar matahari lebih lanjut.
Setelah itu, redakan rasa panas pada kulit dengan mengompres bagian yang terbakar menggunakan air dingin atau es yang dibungkus kain lembut.
Disarankan untuk ngak menempelkan es secara langsung ke kulit, agar ngak menimbulkan iritasi tambahan.
Setelah rasa panas mulai mereda, oleskan pelembap berbahan dasar aloe veraatau bahan alami yang menenangkan kulit. Lalu, hindari produk yang mengandung alkohol atau parfum karena dapat memperparah iritasi.
Selain perawatan dari luar, penting juga untuk menjaga kelembapan kulit dari dalam tubuh dengan memperbanyak minum air putih.
Kulit yang terbakar sering kali karena mengalami dehidrasi ringan, sehingga kebutuhan cairan tubuh perlu dipenuhi.
Pada kondisi sunburn, hindari memecahkan lepuhan atau mencabut kulit yang mengelupas, karena hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi.
Apabila muncul rasa nyeri atau pembengkakan, bisa konsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol, yang dapat membantu meredakan peradangan.
Jika luka tampak parah atau melepuh pada area kulit yang lebih luas, disarankan untuk mengoleskan salep antiseptik atau krim hidrokortison untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Untuk membantu proses pemulihan dari dalam, konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung vitamin D agar dapat memperbaiki jaringan kulit yang rusak akibat paparan sinar matahari.
Setelah kulit mulai pulih, gunakan losion yang mengandung vitamin C, niacinamide, dan alfa arbutin untuk membantu merangakan kembali warna kulit yang belang.
Kemudian, selalu gunakan tabir surya dengan kandungan SPF dan PA, agar kulit selalu terlindungi dan ngak mengalami kembali gejala dan risiko sunburn.
Baca juga: Vaseline gandeng PERDOSKI beri masyarakat edukasi soal kesehatan kulit
Suka(69181)
Artikel Terkait
- ITDC: Penanganan sampah MotoGP menerapkan prinsip ekonomi sirkuler
- Rayakan Hari Pangan Sedunia 2025, dengan kurangi food waste
- Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih
- Wamenaker sebut Magang Nasional sarana siapkan tenaga kerja terampil
- Promo SPayLater bayar QRIS, nikmati diskon hemat Serba Seribu
- Kunjungi industri farmasi, WHO dorong kolaborasi penguatan fitofarmaka
- Pemkot Bandarlampung sebut belum ada rekomendasi SLHS ke dapur MBG
- BGN sebut MBG telah serap satu juta tenaga kerja
- Akademisi Kesehatan: Anak dan lansia rentan sakit saat pancaroba
- Pengelola SPPG sampaikan permintaan maaf atas insiden keracunan masal
Resep Populer
Rekomendasi

Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing

8 restoran terpopuler di Asia Tenggara 2025, ada dari Indonesia

IFSR catat 411 daerah raih predikat nol insiden MBG

Waralaba kopi Indonesia bukukan potensi transaksi Rp9,6 miliar di TEI

Pegiat soroti lemahnya aturan iklan kental manis ancam kesehatan anak

Waralaba kopi Indonesia bukukan potensi transaksi Rp9,6 miliar di TEI

Rahasia kulit sehat dan awet muda dengan 7 makanan kaya kolagen alami

Rayakan Hari Pangan Sedunia 2025, dengan kurangi food waste