Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep

Tips mengurangi akrilamida di makanan sehari

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:54:23【Resep】928 orang sudah membaca

PerkenalanPetugas Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengajari Inspektur Pangan Cilik melakukan pengujian sampel j

Tips mengurangi akrilamida di makanan sehari-hari dengan mudah
Petugas Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengajari Inspektur Pangan Cilik melakukan pengujian sampel jajanan anak sekolah di SDN Cipondoh 3, Kota Tangerang, Banten, Jumat (12/9/2025). Pemeriksaan tersebut untuk memastikan keamanan makanan dan minuman yang dijual di lingkungan kantin sekolah terbebas dari kandungan zat berbahaya seperti formalin, boraks serta pewarna tekstil. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa.

Jakarta (ANTARA) - Tahukah Anda kalau cara kita memasak bisa mempengaruhi kadar zat berbahaya dalam makanan, termasuk akrilamida? Zat kimia ini terbentuk secara alami ketika bahan makanan, terutama yang mengandung karbohidrat seperti kentang atau roti, dimasak pada suhu tinggi.

Meski sulit dihindari sepenuhnya, kadar akrilamida dalam makanan sebenarnya bisa dikurangi dengan langkah-langkah sederhana di dapur. Mulai dari mengatur suhu masak, memilih bahan yang tepat, hingga memperhatikan warna hasil gorengan, semuanya berperan penting untuk menjaga kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

Berikut ini adalah tips untuk mengurangi kadar akrilamida agar tetap bisa menikmati makanan favorit tanpa rasa khawatir, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.

Tips mengurangi akrilamida dalam makanan

Upaya menekan kadar akrilamida dalam pangan bukanlah hal yang sederhana. Isu ini memerlukan pendekatan menyeluruh yang melibatkan banyak pihak, mulai dari produsen makanan, lembaga pengawas, hingga konsumen sendiri. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi terbentuknya akrilamida dalam makanan sehari-hari, antara lain:

Baca juga: Jakbar tindak lanjut temuan zat berbahaya pada makanan di Kota Tua

1. Pilih metode memasak yang lebih aman

Cara memasak seperti merebus, mengukus, atau menggunakan microwavecenderung menghasilkan kadar akrilamida yang lebih rendah dibandingkan metode dengan suhu tinggi seperti menggoreng, memanggang, atau membakar. Dengan mengganti cara memasak, kita bisa menekan risiko paparan zat ini tanpa harus mengorbankan cita rasa makanan.

2. Atur suhu dan waktu memasak

Mengurangi lama waktu memasak atau menurunkan suhu saat menggoreng maupun memanggang dapat membantu menekan pembentukan akrilamida. Misalnya, menggoreng kentang dalam waktu lebih singkat atau pada suhu yang lebih rendah bisa menghasilkan camilan yang tetap renyah namun lebih aman dikonsumsi.

3. Tingkatkan edukasi dan kesadaran publik

Pengetahuan mengenai bahaya dan pencegahan akrilamida perlu diperluas, baik di kalangan produsen pangan maupun masyarakat umum. Program sosialisasi dan pelatihan bagi pelaku industri makanan dapat mendorong penerapan praktik produksi yang lebih aman dan ramah kesehatan.

4. Gunakan bahan pangan yang lebih tepat

Pemilihan bahan juga berpengaruh besar. Bahan yang memiliki kadar gula pereduksi rendah seperti ubi jalar dapat menghasilkan akrilamida yang lebih sedikit saat dimasak.

Selain itu, memilih minyak dengan kandungan oleattinggi, misalnya minyak bunga matahari, dapat membantu mengurangi pembentukan akrilamida ketika digunakan untuk menggoreng.

Akrilamida merupakan senyawa kimia yang bisa terbentuk secara alami pada makanan yang diproses dengan suhu tinggi dan telah dikaitkan dengan potensi risiko kanker berdasarkan studi pada hewan.

Keripik kentang dan biji kopi adalah dua contoh makanan dengan kadar akrilamida yang relatif tinggi, sehingga sering menjadi sorotan dalam isu keamanan pangan.

Walaupun bukti mengenai efek mengonsumsi-nya bisa berdampak kanker pada manusia masih terbatas, para ahli gizi tetap menyarankan untuk membatasi konsumsi makanan yang tinggi akrilamida sebagai langkah pencegahan demi menjaga kesehatan jangka panjang.

Baca juga: Bapanas-Pemda dan Polri pastikan pangan di Bandung bebas zat berbahaya

Baca juga: Kepala BPOM: Mi dengan etilen oksida bukan ekspor resmi dari Indonesia

Suka(4713)