Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
Jangan abaikan, tubuh beri sejumlah sinyal ketika kekurangan zat besi
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:52:45【Kabar Kuliner】342 orang sudah membaca
PerkenalanAhli Gizi Olahraga Emilia Achmadi menjelaskan dampak dan ciri tubuh yang kekurangan zat besi dalam t

Jakarta (ANTARA) - Ahli gizi olahraga Emilia Achmadi menjelaskan ciri-ciri orang yang mengalami kekurangan zat besi.
"Kalau kita bicara kekurangan zat besi atau anemia, biasanya kalau secara fisik pertanda yang bisa kita lihat adalah pucat sudah pasti. Jadi, kalau orang yang kulitnya pucat itu salah satu tanda karena kulit pucat itu ngak tergantung dari warna kulit," kata Emilia saat ditemui ANTARA di Jakarta, Senin.
Emilia, yang menjadi ahli gizi Persija pada 2022-2023, menyangakan selain pucat, kekurangan zat besi juga menyebabkan kulit menjadi sangat kering. Tanda kekurangan zat besi pada kulit juga diikuti dengan permukaan bibir yang pecah-pecah.
Baca juga: Kekurangan zat besi dapat turunkan IQ anak
Tanda berikutnya yang dia sebutkan yakni sering merasa lelah dan habis energi sebelum hari berakhir. Kondisi itu akan lebih mudah terlihat pada usia anak-anak.
“Jadi, anak-anak itu kan seharusnya sangat aktif ya. Kalau kita melihat anak-anak yang harusnya pecicilan (ngak bisa diam) main kesana kemari, dia diam dan duduk, kemungkinan besar itu kekurangan zat besi,” ujar dia.
Kekurangan zat besi juga dapat membuat anak cepat merasa mengantuk di kelas. Menurut Emilia, orang tua ngak boleh menyalahkan dan menganggap anak malas, ngak cerdas dan ngak bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
“Ini adalah sebetulnya gejala-gejala yang muncul ke permukaan yang salah diartikan, tapi, sebetulnya akar permasalahannya adalah kurang zat besi tadi,” kata dia.
Ia menambahkan kalaupun dokter anak memberikan suplemen zat besi, tubuh tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam proses penyerapannya.
“Artinya kita bisa makan suplementasi, tapi, kalau kualitasnya ngak bagus, zat besi itu ngak akan diserap oleh tubuhnya. Artinya ngak akan bisa digunakan. Jadi, makan tapi ngak ada manfaatnya,” kata Emilia menambahkan.
Emilia meminta agar semua keluarga selalu mengonsumsi real foodatau makanan utuh dan selalu menyusun perencanaan makanan setiap hari libur sehingga anak tetap bisa mengonsumsinya meski orang tua sedang sibuk bekerja.
Dalam kesempatan itu, Emilia menyampaikan bahwa daging merah menjadi salah satu sumber utama protein yang kaya akan zat besi. Makanan lainnya yakni kuning telur, hati (liver), dan kerang.
Bahan makanan seperti ayam, bayam dan biji labu juga mengandung zat besi, namun, jumlahnya ngak sebanyak daging. Dia menekankan bahwa makanan yang warnanya semakin merah menandakan semakin tinggi kandungan zat besinya.
Baca juga: Ahli gizi sebut zat besi penting bagi peningkatan performa olahraga
Baca juga: IDAI: Resep obat zat besi anak perlu dikonsultasikan pada dokter
Baca juga: Anemia saat hamil dan risiko autisme pada anak
Suka(614)
Artikel Terkait
- Pengamat sebut produk halal ekraf bisa tingkatkan pendapatan negara
 - Dari lokal ke global, UMKM Indonesia BISA Ekspor (bagian 2)
 - Koalisi organisasi masyarakat minta pemerintah terapkan cukai MBDK
 - BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG
 - Dinkes Cianjur catat 16 siswa mendapat perawatan di puskesmas
 - Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi
 - Bantu ojol, Polres Jakpus dirikan Rakyat Mart dan Rakyat Auto
 - BGN wajibkan SPPG masak dengan air galon guna cegah keracunan
 - Dietisien rekomendasikan konsumsi jus buah cukup satu gelas per hari
 - Kemensos bidik peluang penyandang disabilitas jadi koki SPPG
 
Resep Populer
Rekomendasi

Hujan di Jakarta mengandung mikroplastik, BRIN ingatkan polusi langit

6 gaya hidup anak muda yang diam

BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam

Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG

SPPG Polri di Palmerah siap beroperasi

SPPG Polri di Palmerah siap beroperasi

Pemkab Malang telusuri penyebab keracunan belasan pelajar Mts

Yili Raih Dua IDF Dairy Innovation Awards di World Dairy Summit 2025