Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:49:01【Sehat】672 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto didampingi Kepala Badan Percepatan Pe

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyangakan pemerintah pusat masih menanggung penuh kebutuhan dasar sekitar 8.000 warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang hingga kini masih berstatus tanggap darurat.
Kepala BNPB Suharyanto mengangakan bahwa kondisi masyarakat di wilayah terdampak masih sangat bergantung pada dukungan pemerintah karena aktivitas gunung berapi yang belum sepenuhnya mereda.
“Ini kan sekarang masih tanggap darurat. Baru mau beristirahat, gunungnya meletus lagi. Jadi 8.000 orang ini masih ditanggung kebutuhan dasarnya oleh pemerintah pusat,” kata dia menjawab pertanyaan pewarta selepas pertemuan dengan Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, sebagian besar korban erupsi saat ini telah menempati hunian sementara (huntara) yang disiapkan BNPB bersama kementerian/lembaga - pemerintah daerah setempat. Dalam waktu dekat, pemerintah akan mulai membangun hunian tetap (huntap) sebagai tahap lanjutan pemulihan.
“Sekarang semuanya sudah tinggal di huntara. Dalam waktu dekat kami akan masuk ke hunian tetap. Setelah mereka nanti di huntap, baru kita memikirkan masalah sosial ekonomi berikutnya,” ujarnya.
Baca juga: Badan Geologi masih tetapkan Gunung Lewotobi Laki-laki status Awas
BNPB mengkonfirmasi kondisi darurat yang berkepanjangan membuat warga desa di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki belum bisa kembali menggarap lahan pertanian. Komoditas pertanian unggulan seperti kakao, mete, dan hortikultura dilaporkan gagal panen akibat dampak erupsi dan abu vulkanik yang melanda wilayah itu hampir satu tahun terakhir.
“Jangankan mereka berpikir untuk pertanian, untuk makan dan minum saja masih kesulitan. Karena itu semua kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat tinggal masih dipenuhi oleh pemerintah,” kata dia.
Dengan demikian menurut dia, penanganan bencana di Flores Timur ini akan dijadikan sebagai salah satu prototipe kerja sama lintas sektor dalam upaya pemulihan sosial ekonomi pascabencana, termasuk bersama Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
“Contohnya seperti korban erupsi Gunung Semeru, sekarang mereka sudah hidup normal dan lebih baik daripada sebelum bencana. Nah, itu targetnya. Jadi bukan hanya mengembalikan kondisi seperti semula, tapi setelah bencana harus lebih baik,” ujarnya menegaskan.
Baca juga: Bandara Frans Seda Maumere tutup sementara dampak erupsi Lewotobi
Suka(29897)
Artikel Terkait
- Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih
 - Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak
 - BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG
 - Sekjen ARUN harap dapur MBG bisa jadi pusat pembelajaran gizi seimbang
 - Wagub Kepri tinjau dapur SPPG Batu IX pastikan keamanan program MBG
 - Bantu ojol, Polres Jakpus dirikan Rakyat Mart dan Rakyat Auto
 - Gaya hidup sehat dan latihan beban bantu cegah osteoporosis
 - BPKP Kalbar awasi kualitas gizi dan akuntabilitas program MBG
 - Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas
 - Hamas: Cuma 980 truk bantuan masuk Gaza sejak gencatan senjata berlaku
 
Resep Populer
Rekomendasi

Menemukan Shanghai tempo dulu di Jakarta Pusat

BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam

Mangut, kuliner tradisional dari pesisir Jawa

Danantara terbuka untuk investasi dari pengusaha dan investor Brazil

Minum air hangat vs air dingin: Mana yang lebih baik untuk kesehatan?

Polri tindak pengguna vape etomidate meski bukan narkotika

Gubernur minta kepala daerah tetapkan lokasi pembangunan SPPG 3T

BPKP Kalbar awasi kualitas gizi dan akuntabilitas program MBG