Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan

BKKBN laksanakan program PASTI percepat penurunan stunting di Kalbar

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 08:53:10【Tempat Makan】514 orang sudah membaca

PerkenalanTim dari Wahana Visi Indonesia, BKKBN Kalbar dan sejumlah mitra terkait memaparkan keberhasilan prog

BKKBN  laksanakan program PASTI percepat penurunan stunting di Kalbar
Tim dari Wahana Visi Indonesia, BKKBN Kalbar dan sejumlah mitra terkait memaparkan keberhasilan program PASTI dalam pencegahan stunting di Kalbar kepada sejumalh media yang ada di Pontianak ANTARA/Rendra Oxtora
Percepatan penurunan stunting memerlukan sinergi lintas sektor dan pendekatan berbasis komunitas

Pontianak (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama sejumlah mitra strategis sukses melaksanakan program Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia (PASTI) di Kalimantan Barat.

"Upaya penurunan stunting di sejumlah wilayah Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan hasil positif melalui program PASTI, di mana hingga September 2025, program ini telah menjangkau 2.901 orang dewasa dan 996 anak di empat kabupaten sasaran, yakni Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, dan Sekadau," kata Sekretaris Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Rindang Gunawati di Pontianak, Kamis.

Selain itu, kata dia, sebanyak 249 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) telah mendapatkan pelatihan intensif, yang berdampak pada peningkatan 94,5 persen tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan stunting.

Program ini, juga melibatkan 113 remaja peer educatoryang berhasil memberikan edukasi mengenai kesehatan remaja, gizi, pencegahan anemia, dan stunting kepada lebih dari 700 remaja berusia 15–19 tahun.

Baca juga: Kemendukbangga-Kedubes Australia tekan stunting lewat Bangga Kencana

Ia menegaskan bahwa stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan manusia di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Kalimantan Barat mencapai 26,84 persen atau sekitar satu dari empat bayi mengalami kekurangan gizi kronis.

"Masalah stunting ngak hanya soal asupan makanan, tapi juga mencakup pola pengasuhan, layanan kesehatan, serta kesadaran keluarga sejak masa pranikah. Karena itu, percepatan penurunan stunting memerlukan sinergi lintas sektor dan pendekatan berbasis komunitas," katanya.

Program PASTI hadir sebagai bentuk kolaborasi antara BKKBN, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang diimplementasikan oleh Wahana Visi Indonesia hingga Januari 2027. Fokus utama program ini mencakup intervensi gizi lokal, edukasi remaja, serta penguatan kelembagaan daerah untuk mendukung strategi nasional percepatan penurunan stunting.

National Program Manager PASTI, Hotmianida Panjaitan, mengangakan bahwa pendekatan program ini dirancang adaptif terhadap kebutuhan lokal dan budaya masyarakat setempat.

Baca juga: DPR RI: Program MBG kelompok 3B perlu diperkuat untuk cegah stunting

"Kami percaya bahwa pemenuhan gizi dan kesejahteraan anak bukan hanya tanggung jawab sosial, tapi bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Karena itu, kami melibatkan kader dan remaja sebagai agen perubahan di tingkat desa hingga kabupaten," tuturnya.

Salah satu bentuk nyata intervensi program ini adalah kelas Pos Gizi DASHAT, yang menyasar balita serta ibu hamil dengan kondisi Kurang Energi Kronis (KEK).

Melalui kegiatan edukasi dan praktik memasak berbasis bahan pangan lokal, program ini berhasil meningkatkan berat badan anak dan ibu hamil serta memperbaiki pola konsumsi keluarga.

Elis, salah satu kader PASTI di Kubu Raya, mengungkapkan bahwa perubahan perilaku masyarakat kini semakin terlihat.

Baca juga: DPR RI: Program MBG kelompok 3B perlu diperkuat untuk cegah stunting

"Dulu banyak orang tua hanya fokus membuat anak kenyang, sekarang mulai paham pentingnya gizi seimbang. Mereka juga lebih semangat ikut kegiatan karena merasakan manfaat langsungnya," katanya.

Hal serupa disampaikan Marsiti, seorang ibu baduta (balita dua tahun) asal Kubu Raya, yang merasakan dampak positif dari program tersebut.

"Berat badan anak saya naik sekitar 500 gram setelah ikut kegiatan. Sekarang saya tahu cara membuat menu sehat, dan keluarga juga ikut membantu saat makan bersama," kata dia.

Dukungan pemerintah daerah turut menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini. Di Kabupaten Kubu Raya, PASTI telah diintegrasikan ke dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan renstra perangkat daerah, sehingga keberlanjutannya dapat terjamin.

Ica Rusmi Julhizati, perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP3A) Kabupaten Kubu Raya, menyebutkan bahwa program PASTI turut memperkuat pelatihan kader dan pendampingan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

"Pendekatan berbasis data dan perubahan perilaku yang digunakan program ini sangat membantu kami dalam meningkatkan efektivitas penanganan stunting di daerah," katanya.

Melalui kolaborasi lintas sektor dan pendekatan partisipatif, program PASTI diharapkan mampu mempercepat terwujudnya Kalimantan Barat bebas stunting serta memperkuat fondasi pembangunan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif.

Baca juga: Dinkes diharapkan MBG jadi strategi nyata turunkan stunting

Suka(1328)