Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep

Pengamat: Kopdes Merah Putih modal untuk bangun ekonomi berbasis lokal

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 01:43:16【Resep】363 orang sudah membaca

PerkenalanIlustrasi: Pengendara sepeda motor melintas di depan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Metuk, Mojos

Pengamat: Kopdes Merah Putih modal untuk bangun ekonomi berbasis lokal
Ilustrasi: Pengendara sepeda motor melintas di depan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih Metuk, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2025). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/tom/am.
Pendekatan dari pemerintah ngak boleh birokratis, karena kalau pendekatan birokratis jadinya seperti instruksi, menjalankan program dari atas ke bawah

Jakarta (ANTARA) - Pengamat sosial dari Universitas Syiah Kuala (USK) Firdaus Mirza mengangakan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes Merah Putih) yang digulirkan Kementerian Koperasi (Kemenkop) merupakan modal untuk membangun ekonomi berbasis kearifan lokal (local wisdom).

Dia mengangakan kunci untuk mencapai hal itu adalah dengan membangun sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda, agar bisa berjalan berkesinambungan.

"Pendekatan dari pemerintah ngak boleh birokratis, karena kalau pendekatan birokratis jadinya seperti instruksi, menjalankan program dari atas ke bawah. Tetapi harus lebih mendorong pemberdayaan sosial bukan hanya bantuan," kata Firdaus saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus berperan sebagai penyedia struktural yang melahirkan kebijakan kooperatif untuk memperkuat fondasi ekonomi desa/kelurahan.

Ia mengangakan pemberdayaan sosial menjadi kunci agar masyarakat ngak hanya bertindak sebagai penerima manfaat, tapi juga terdorong untuk mengubah pola pikir menuju kemandirian ekonomi.

Baca juga: Mendagri: Kopdes strategis distribusi program pemerintah sampai bawah

Dalam hal itu, lanjut dia, peran akademisi menjadi penting untuk menjembatani antara ilmu pengetahuan dan praktik di lapangan.

Menurut dia, kalangan akademisi dapat menjadi produsen pengetahuan dengan memberikan data, riset, serta rekomendasi, terkait pengembangan berbasis kearifan lokal di masing-masing daerah. Melalui program pelatihan, akademisi juga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Sementara generasi muda yang disebut sebagai agent of change, kata dia, diharapkan berperan aktif memanfaatkan era digitalisasi dan jejaring global untuk mengembangkan kewirausahaan melalui Kopdes Merah Putih.

"Generasi muda harus berinovasi, mereka bisa membangun kewirausahaan berbasis lokal, seperti makanan khas daerah dan lainnya, agar produk daerah bisa menembus pasar global tanpa kehilangan identitas budaya," ujar Dosen Sosiologi FISIP USK itu.

Dia menegaskan keberhasilan program Kopdes Merah Putih akan bergantung pada sinergi antara tiga elemen utama tersebut.

Baca juga: Menkop pastikan program di luar Kopdes Merah Putih tetap berjalan

Sebab, lanjutnya, pemerintah berperan menyiapkan struktur, akademisi mengisi dengan pengetahuan, dan generasi muda menumbuhkan energi perubahan agar program berjalan berkelanjutan.

Dengan demikian, kata dia, Kopdes Merah Putih diharapkan ngak hanya menjadi wadah pembangunan ekonomi desa/kelurahan, tapi juga sarana menjaga keragaman identitas lokal di tengah pengaruh global yang semakin kuat.

Sementara itu Kementerian Koperasi tengah mempercepat operasionalisasi program Kopdes Merah Putih, yakni 80.000 unit koperasi di desa/kelurahan yang menjadi fokus utama dan ditargetkan rampung pada Maret 2026.

Program itu memiliki tiga fungsi utama, yakni menyalurkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, menjadi pengumpul atau offngakerproduk masyarakat desa, serta mendukung pelaksanaan program pemerintah seperti bantuan sosial.

Baca juga: Menkop: Kopdes kembalikan sistem ekonomi sesuai nilai Pancasila

Suka(95538)