Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca

BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis

BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-04 05:00:17【Resep Pembaca】466 orang sudah membaca

PerkenalanDari kiri ke kanan, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama; Kepala Pusat

BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis
Dari kiri ke kanan, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama; Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono; Wakil Kepala Badan Gizi Nasional Nanik S Deyang; Pengurus Indonesian Chef Association Handry Wahyu Sumanto dalam gelar wicara tentang Makan Bergizi Gratis (MBG) di ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin

Jakarta (ANTARA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan sejak Januari 2025 terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas gizi anak bangsa, dengan fokus utama makanan harus aman, sehat, dan bergizi seimbang.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang menegaskan bahwa Peraturan Presiden tentang Tata Kelola MBG telah ditandatangani dan segera diterbitkan sebagai acuan nasional.

“Keamanan pangan adalah fondasi dalam pelaksanaan MBG dan kami memastikan standar itu berlaku di seluruh SPPG,” kata Nanik di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa operasional SPPG diatur dalam tiga giliran kerja untuk menjamin mutu sejak proses memasak hingga pendistribusian makanan.

“Semua alur sudah standar, mulai dari makanan keluar dari dapur hingga diterima dalam keadaan layak dan siap konsumsi,” tambahnya.

Baca juga: BRIN soroti cara penyimpanan bahan makanan oleh SPPG untuk sajian MBG

Dari sisi penelitian pangan, Kepala Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Satriyo Krido Wahono menyoroti pentingnya pengaturan suhu bahan baku dan proses masak dalam skala besar.

“Edukasi dan pengawasan suhu rantai produksi adalah kunci memastikan makanan tetap aman,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa konsistensi pelatihan di lapangan berpengaruh langsung pada kualitas pangan MBG.

“Semakin baik kapasitas pengolahnya, semakin terjaga mutu gizi yang diterima anak-anak,” kata Satriyo.

Sementara itu, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama menilai bahwa MBG punya dampak multidimensi yang nyata.

“Program ini bukan hanya soal makan siang, tapi investasi besar untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak dan kualitas generasi,” ucapnya.

Baca juga: Pemkab Gorontalo targetkan 21 sekolah di daerah 3T jadi sasaran program MBG

Ia mengingatkan pentingnya literasi konsumsi agar makanan yang diterima ngak terlambat dikonsumsi. “Makanan bergizi harus dimakan tepat waktu supaya manfaatnya ngak berkurang,” kata Prof. Tjandra.

Senada dengan itu, Pengurus Indonesian Chef Association Handry Wahyu Sumanto menegaskan pentingnya kebersihan area pengolahan makanan.

“Standar dapur harus dijaga ketat karena keamanan pangan dimulai dari higienitas ruang dan peralatan,” ujarnya.

Handry juga mendorong penerapan metode keamanan pangan modern secara bertahap.

“Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Hazard Analysis and Critical Control (HACCP), dan sertifikasi halal akan membuat mutu pangan MBG semakin terjaga dan terpercaya,” tuturnya.

Dengan regulasi yang mengikat, peningkatan kapasitas pelaksana di lapangan, dan sinergi berbagai pemangku kepentingan, program MBG diharapkan semakin solid. Seluruh pihak optimistis bahwa upaya ini akan melahirkan generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas.

Baca juga: BGN sebut MBG jadi upaya pemerintah keluar dari middle-income trap
Baca juga: BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG

Suka(3672)