Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
16 spesies burung migran terpantau tiba di NTB
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-08 22:49:37【Kabar Kuliner】441 orang sudah membaca
PerkenalanArsip - Seorang warga menggunakan teropong melihat burung-burung migran yang mencari pakan di kawasa

Mataram (ANTARA) - Guru Besar Bidang Ekologi Hewan Universitas Mataram I Wayan Suana mengungkapkan 16 spesies burung migran saat ini berada di kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
"Di Bagek Kembar sudah datang 16 spesies burung migran. Itu baru awal migrasi yang kemungkinan terus bertambah sampai puncaknya pada Desember atau Januari," kata Suana saat dihubungi di Mataram, Rabu.
Gerak semu tahunan matahari yang saat ini sudah memasuki wilayah Bumi bagian selatan membuat burung-burung di wilayah Bumi bagian utara melakukan migrasi untuk menghindari musim dingin.
Menurutnya, musim dingin menyebabkan daratan dan perairan membeku yang membuat burung harus berpindah ke daerah hangat agar bisa leluasa mencari makanan dan bertahan hidup.
"Musim dingin menyebabkan danau membeku. Inilah yang memicu burung pemakan ikan atau burung pemangsa bermigrasi ke wilayah selatan yang lebih hangat," kata Suana.
Lebih lanjut dia menyampaikan Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu daerah penting dalam migrasi burung karena masuk ke dalam jalur East Asian – Australasian Flyway(EAAF). Jalur tersebut adalah salah satu jalur migrasi burung terbesar di dunia.
Baca juga: Ahli Ekologi Hewan: NTB jadi daerah penting bagi migrasi burung dunia
Setiap tahun ada jutaan burung bermigrasi dari kawasan Siberia dan Asia Timur menuju Australia dan Selandia Baru atau sebaliknya untuk menghindari musim dingin.
Jutaan burung melakukan migrasi melalui dua jalur utama, yakni daratan sebelah timur dan Pantai Pasifik. Selama bermigrasi, burung-burung tersebut dapat menempuh jarak hingga 15.000 kilometer atau sekitar 50 sampai 70 hari.
Nusa Tenggara Barat yang berada di antara wilayah belahan bumi utara dan selatan menjadi titik persinggahan penting bagi migrasi burung untuk mencari makan dan beristirahat.
Faktor keanekaragaman ekosistem turut mempengaruhi alasan mengapa migrasi burung sering mampir ke Nusa Tenggara Barat. Kondisi lingkungan berupa pesisir, mangrove, padang savana, hingga hutan hujan tropis tersedia lengkap di Nusa Tenggara Barat.
Suana memaparkan dari 16 spesies burung migran yang terpantau saat ini ada di kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar, di antaranya burung Trinil jenis bedaran, pantai, hijau, ekor kelabu, kaki hijau, kaki merah, dan semak.
Selain itu, terdapat juga jenis burung Cerek Kernyut dan Cerek Pasir Besar. Salah satu habitat keduanya memang berada di dataran lumpur pantai.
Sama halnya dengan burung jenis Gajahan Pengala yang habitatnya adalah lumpur, pantai, dan rawa-rawa. Tentu, saat musim dingin bagian belahan bumi utara ngak cocok untuk habitat jenis burung tersebut
Kedidi Paruh Lebar, Cekakak Suci, dan Cikalang Kecil juga sudah terpantau tiba di Nusa Tenggara Barat pada kawasan ekowisata mangrove Bagek Kembar. Adapula burung jenis Dara Laut Kecil, Dara Laut Tengkuk Hitam, dan Dara Laut Jambul yang mengandalkan daerah pantai untuk mencari makan.
"Daerah Bagek Kembar menjadi lokasi pengamatan migrasi burung yang baik karena terdapat teluk yang luas. Ketika surut, lokasi itu menjadi tempat strategis burung migran mencari makan," papar Suana yang mengajar pada Fakultas MIPA Universitas Mataram tersebut.
Selain Bagek Kembar, salah satu destinasi favorit bagi burung-burung migrasi terlengak di daerah Mentigi, Lombok Utara atau daerah perbukitan di Nusa Tenggara Barat. Kawasan itu banyak dijumpai kawanan burung jenis raptor.
Baca juga: Burung air belahan bumi utara bermigrasi di Cagar Alam Panua
Suka(2488)
Sebelumnya: Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
Selanjutnya: Pohon depan Mal Slipi Jaya tumbang akibat dihantam truk molen
Artikel Terkait
- Literasi bisnis dinilai penting tingkatkan daya saing pelaku ekraf
- SPPG Tulungagung dihentikan sementara usai insiden keracunan massal
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
- Guru SDN di Boalemo Gorontalo ungkap tantangan hadapi siswa dalam MBG
- SPPG Polresta Pati minta maaf atas kendala distribusi MBG
- Pemkab Bogor mantapkan infrastruktur dan sertifikasi dapur MBG
- Ahli gizi imbau kantin sekolah siapkan makanan saling melengkapi MBG
- Pemerintah siapkan rapid test dan chef profesional kawal kualitas MBG
- BNPB utamakan perbaikan tanggul jebol di Bekasi, cegah banjir susulan
- BGN Pasaman Barat apresiasi SPPG yang mulai bagikan MBG
Resep Populer
Rekomendasi

BGN bilang Bali masih butuh banyak SPPG untuk layani MBG

Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non

Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji

Sepekan, sterilisasi dapur MBG hingga radikalisme di game online

SPPG Regional Kota Bengkulu: 68.950 siswa rasakan manfaat MBG

BPBD Cilacap: 307 warga mengungsi akibat banjir di 15 kelurahan

Forum Pangan Dunia 2025 dibuka di Roma, rayakan 80 tahun FAO

Kemarin, jaminan siswa Sekolah Rakyat hingga prestasi Program MBG